Kenapa Pagi? Karena saat saya menulis postingan ini memang di pagi hari.
**Stasiun Tugu Yogyakarta
Sampai bertemu Kembali Jogya |
**Stasiun Gubeng Surabaya
Selamat datang di Stasiun Surabaya Gubeng |
"Ben, Kamu laper ngga?"
"Aku? Belum laper sih kak. Emang kakak udah laper?"
"Lumayan sih."
*dan saya hanya tersenyum*
Tak perlu menunggu lama, Mas Bagong-pun tiba dengan mobil putihnya. Memasukkan keril ke bagasi belakang dan kami masuk ke mobil. Bersalaman dan bercengkrama hangat melalui kata demi kata. Di sela percakapan Mas Bagong menawarkan untuk makan sebentar di Iwa Pe (entah bagaimana penulisan Iwa pe ini.) Dan sepertinya Mas Bagong punya indera ke enam mengenai perutnya Ka Erick.
"Bena suka pedes ngga?"
"Ya lumayan sih mas."
"Mau tak ajak makan di Iwa Pe."
"Ya boleh lah."
**Kuliner malam di Iwa Pe
Jeng jeng...(Ngga sempet ambil foto makanan di Iwa Pe, karena tangan sudah malas untuk memegang kamera.)
Iwa Pe yang terletak di jalan Wonokromo (lupa Wonokromo mana dan nomor berapa) berbentuk seperti warung tenda di depan toko yang sudah tutup ini ternyata banyak sekali peminatnya. Pembeli harus antri untuk mendapatkan satu porsi nasi yang di berikan lauk ikan pari, 2 tempe goreng, dan telur dadar, dan semuanya di siram dengan cabai yang di ulek kasar. Sepertinya yang dipakai adalah cabai rawit merah, karena rasa pedasnya terasa sekali :|
Ka Erick yang sudah lapar melahap sesendok demi sesendok dengan semangatnya, Mas Bagong pun terlihat santai sekali melahapnya sepertinya sudah terbiasa, saya sendiri masih memilih milih untuk melahapnya. Bukan saya tidak suka pedas, hanya saja takut jika terjadi reaksi berlebih pada perut karena kami harus melanjutkan perjalanan ke Tretes. Makan pun selesai mereka berdua melanjutkan cengkrama hangat kata mengenai pendakian kali ini. Lewat mana, jalur apa, nanti bagaimana, kisaran waktu, penerbangan ke Jakarta yang saya ambil, dan lain sebagainya. Setelah dirasa makanan yang kami lahap sudah mulai turun, kami melanjutkan perjalanan ke Rungkut. Iya kami berencana tidur untuk beberapa jam dan packing ulang di rumah Mas Bagong di daerah Rungkut. Sebelum sampai di rumah Mas Bagong, kami mampir ke supermarket terdekat untuk melakukan transaksi maskapai penerbangan yang saya pesan untuk kembali pulang ke Jakarta. Selesai dan melanjutkan perjalanan kembali ke rumah Mas Bagong.
**Tiba di rumah Mas Bagong
"Chager handphone dulu ben."
"Iya kak,tapi itu ngga banyak colokkan."
"Pake colokan kamu."
*Mengeluarkan kabel colokkan dengan 5 kontak listrik*
Mas Bagong pun sempat terkejut melihat saya mengeluarkan benda putih panjang itu. Dan saya hanya tersenyum. Mas Bagong sempat menyalakan komputernya untuk memberitahu pada kami trek yang akan kami lalui selanjutnya saya sengaja tidak mau mendengarkan. Melanjutkan packing, Mandi dan lain sebagainya. Kemudian saya tertidur. Ka Erick? Entah kemana dia, saya tidak melihatnya lagi.
Jam di handphone menujukkan pukul 02.46 tepat sekali ketika Ka Erick membangunkan saya untuk segera bergegas.
"Ben bangun ben."
"Heem, iya."
"Bena bangun benaa, ayo siap siap." Mas Bagong menambahkan.
"Aku mandi dulu ya kak?"
"Iya mandi aja sana."
Entah berapa lama waktu yang saya butuhkan untuk mandi, sampai Mas Bagong dan Ka Erick mengatakan "Mandi apa tidur, Ben?"
Prepare. Hap hap lalu di tangkap.
Tanpa gerakan yang lambat kami kembali memasukkan keril kami ke dalam mobil putih milik Mas Bagong, dan melanjutkan perjalanan ke Tretes. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Tretes saya dan Ka Erick mampir ke supermarket untuk membeli logistik yang akan kami konsumsi selama pendakian. Iya kami masih menyebut ini dengan pendakian.
Selesai melakukan transaksi, masih setengah sadar saya menuju mesin atm dan memasukkan kartu atm saya kedalam untuk mengambil uang tunai. Entah bagaimana kronologis detailnya atm saya di tahan oleh mesin :(.
Dengan memasang muka bodoh dan tercengang saya masih bingung.
"Lah kok atm aku di tahan kak?"
"Ha? Gimana ben?"
"Ketelen kak atm-nya."
"Mas ini atmnya rusak ya?" Tanya Ka Erick pada petugas supermarket.
"Gak mas, tadi bisa kok."
"Dikasih tanda rusak dong mas, kasihan kan yang lainnya."
"Udah ben, nanti kamu telvon aja minta di blokir."
"Iya kak."
Duduk lagi di mobil dan saya masih bingung. Kenapa bisa. Itu jam 3 pagi dan atm saya di telan. Huaaaah!
"Ben, telvon ben." Ka Erick mengingatkan
"Kenapa? Telvon siapa?" Mas Bagong bertanya penuh curiga.
"Atm-nya Bena ketelen om." Ka Erick menjawab
"Eia, kak. Tapi kayaknya dipindahin dulu kali ya uangnya baru di blokir."
"Nah iya gitu aja Ben."
"Kok bisa Ben? Belum melek apa kamu?"
"Iya kali Bena belum melek ya."
*Melakukan transaksi pemindahbukuan dari rekening satu ke rekening satunya.*
*Melakukan percakapan romantis dengan pihak cust service bank berlian dan selesai di blokir.*
Selesai melakukan percakapan, saya tidak ingat lagi~
Tidur pulas hingga kami tiba di Tretes.
Continue~
Note : Masih berlanjut pada postingan berikutnya ya :) Jadi silahkan di tunggu postingan selanjutnya!
Happy Reading!
Pertamax :D
ReplyDeletewah kok tau sih, padahal belum di publish. hahaha.
Deleteperjalanannya jadi amazing gara2 ATM ketelen deh kak :D
ReplyDeletewahhahaha. iya nih. huft banget. eh tapi masih ada lanjutannya kok :) di tunggu ya cantik :)
Deletehai ben,,vit, benbernavita, aku nggak tau manggilnya apa
ReplyDeleteweb nya menarik
eh, serdadu hujan tu lagunya siapa ya?
nice to know this blog
hai kak ario :)
Deletesalam kenal yaa, saya bena :)
serdadu hujan lagunya siapa yaaa.
iya itu bandnya kak titlenya "selamanya"
terimakasih sudah berkunjung kak :)
bena, ya, bena
Deletesalam kenal ben, kayak manggil cowok ya
oh bandnya, di playlistnya serdadu hujan, ke om gugle juga pantes nggak muncul judulnya..
iya, cerpennya nggak nambah lagi?
hehehe. iya banyak yang bilang kayak cowo nmanya. tapi nama sosmednya memang itu. haha.
Deletepostingan ini bukan cerpen kak, tapi emang fakta.
ini cerita pertamanya,,
http://www.benbernavita.com/2015/05/kemping-ceria-dari-stasiun-pasar-senen.html