Wednesday, 28 September 2016

September 28, 2016 16

Merindu Gunung Argopuro (Baderan - Pos Mata Air 1)


baderan

23 Agustus 2016 - Pagi ini tidak seperti biasanya saat saya berada di Planet Namec. Ya, cuaca yang dingin membuat saya beranjak dari dalam tenda menuju ruangan basecamp. (Fyi, tenda didirikan karena basecamp-nya tidak cukup untuk menampung orang tidur sebanyak 13 jiwa jadi sebagian mendirikan tenda untuk tidur). Saya membangunkan Ekki yang sedang tertidur pulas dan ia langsung menawarkan jaketnya setelah saya berkata dingin. Lalu saya melanjutkan tidur kembali hingga matahari terbit.

Matahari terbit tepat pukul 05.30 saya langsung bangun dan mandi dengan meminjam handuk milik Ekki. Ya, saya lupa membawa handuk. Air di Basecamp Baderan dingin sekali. Setiap mengguyur air ke tubuh saya langsung...

“Rrrrrrrr rrrrrrhhhhhhh AHHH DINGIN!”

Itu mandi pagi tersingkat saya. Setelah saya keluar kamar mandi, Ekki menyusul untuk mandi. Dan ternyata saat saya mandi, semuanya sudah bangun satu persatu dan merapihkan tenda. Satu persatu juga mulai packing ulang dan mandi. Sedangkan saya dan Ekki Sudah selesai untuk keduanya. Tinggal menunggu sarapan di warteg bawah. Hehehe.

Selesai sarapan perut saya terasa mulas, dan Ekki pun juga merasakan hal yang sama, ditambah Bang Gondrong a.ka Dimas juga mulas. Alhasil saya, Ekki, dan Dimas berlarian dari warteg menuju kamar mandi Basecamp. Hal yang tak patut dilakukan.

Setelah semuanya kembali ke Basecamp dan mempersiapkan apa-apa saja yang sebaiknya tidak tertinggal. Termasuk saya yang menyakinkan Ekki mengenai barang bawaan. Dalam pendakian kali ini Ekki super duper dabest! Pokoknya saya sayang Ekki. Cie! Setelah dirasa semua telah siap, saya berfoto dengan Ekki. Kemudian juga berfoto dengan Mbak XXXX saya lupa namanya, kalau tidak salah Indah. Enggak lupa juga saya dan Ekki berpose bersama tim dari Jakarta Barat.

baderan

baderan

baderan

Semuanya sudah mengangkat carrier dan kami semua berdoa yang mana dipimpin oleh saya

“Assalamualaikum Warohmatullahiwabarokatuh”
“Waalaikumsalam”
“Selamat pagi semuanya...”
“Pagi Bena..”
“Sebelumnya, untuk yang belum kenal, perkenalkan gue Bena. Gue kesini berdua sama temen gue, Ekki. Gue dan Ekki izin bergabung dengan tim kalian, jadi mohon bantuannya. Hehehe.”
Sunyi senyap

“Lalu, sebelum kita semua berangkat gue mau kasih tau ke kalau perjalanan kita start jam 8 aau jam 9 dan harus selesai di jam 5 untuk di setiap pos dan kita nenda. Dari basecamp ini kita akan melakukan perjalanan kurang lebih 8 jam untuk sampai ke pos mata air 1. Apa lagi ya? Oh iya, mau ngingetin sesuatu, nantinya setelah di Cikasur dan Danau Taman Hidup jangan teriak-teriak ya. Hehehe. Udah segitu aja.”
“Iya udah, ayo berdoa.”
“Ya, supaya perjalanan kita lancar, kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing supaya kita selamat sampai tujuan dan tetap sehat.”

Pukul 08.45 - Setelah itu pendakian Gunung Argopuro dimulai dari Basecamp Baderan menuju Pos Mata Air I dimulai. Awalnya saya dan Ekki berada di depan, tapi lama kelamaan kami berada di tengah. Di track awal ini cukup menyiksa telapak kaki, karena jalanan yang berbatu. Namun, mata terasa segar ketika melihat hamparan terasering dan hutan hijau yang begitu menyedapkan mata. Cuaca yang panas membuat tenggorokan merasa haus terus dan saya ingin minum es kelapa. Padahal masih pukul 09.52 hanya saja teriknya matahari sudah menusuk ke leher tulang belakang. Yosh!

argopuro

argopuro

argopuro

argopuro

argopuro

Kemudian kami semua melanjutkan perjalanan hingga zuhur. Masing-masing dari kami beristirahat dengan berbagai macam, ada yang memasak air untk membuat kopi, susu, dan teh. Kemudian ada yang merokok dan ngecim (selanjutnya abaikan saja ketika kamu membaca kata “ecim”) , ada juga yang merekam aktivitas kami semua termasuk saya.

argopuro

Kebetulan ditempat kami istirahat ini terdapat sinyal, jadi saya langsung mengabari Mang Boughil (sesepuh Kaskus Oanc yang meminta saya terus berkabar ketika ada sinyal), saya juga menghubungi Manager Keuangan Rumah Tangga dan pacar tentunya. 30 menit waktu yang cukup untuk kami istirahat.

argopuro

Pukul 16.05 - Wah, setelah perjalanan panjang yang kami tempuh lumayan menyiksa telapak kaki, akhirnya kami semua tiba di Pos Mata Air I. Dengan segera saya meminta Ekki untuk mendirikan tenda supaya tidak terlarut dalam keletihan sehingga bisa langsung berbaring dalam tenda. Setelah tenda berdiri kokoh saya memasak dan Ekki mengambil air. Sore ini saya memasak tempe goreng, sayur bayam, dan Ekki memasak nasi. Saya dan Ekki menikmati nasi hangat, sayur bening bayam hangat, kering kentang, sambal dan tempe. Ah! Niqmat tiada tara.

argopuro

Sementara itu, tim dari Jakarta Barat memasak pecel, bakwan jagung dan nasi. Ya Allah, nikmat tuhan mana yang kamu ingkari setelah bercapek-capek mendaki gunung dengan membawa beban berat kemudian kamu masak dan makan-makanan yang bergizi.

argopuro

Malam itu, cuaca semakin dingin. Yha, namanya juga di gunung. Bintang paling terang juga mulai menampakkan diri di langit. Kali ini saya mengucap syukur sambil membuka aplikasi stellarium kesayangan yang ada di handphone. Semua bintang bermunculan dari aplikasi saya. Wah! Kebahagian kecil yang saya nikmati. Merasa sudah puas menikmati bintang, saya berbincang dengan Bang Lukman untuk masak keesokan harinya di Cikasur. Mengetik “Cikasur” ini saya jadi teringat ucapan Ka Benny “Cikasur memang dingin, tapi lebih dingin cikapmu.” Hahaha.

Cerita selanjutnya...
Note : Foto ini hasil colab saya dan Makoy Kalau kamu pembaca setia Kesayangan Kamu, pasti tau hasil jepretan foto saya yang mana. Hahahaha :*

Monday, 19 September 2016

September 19, 2016 37

Travelling hati dan pikiran

Ternyata travelling itu bukan hanya tubuh yang sedang berada di posisi atau kota atau di negara yang kita kunjungi saja. Ya, saya sedang asyik travelling hati dan pikiran bersama teman-teman dari grup WWF (World Werewolf Federation). Efuoria pembahasan mengenai jobdesknya masing-masing yang mana menjadi serigala, serial killer, cultist dan lain sebagainya, pintar sekali memainkan perannya.

Sebenarnya sudah cukup lama saya mempunyai aplikasi telegram ini, namun karena tidak mengerti untuk apa fungsinya (sepengetahuan saya fungsinya masih sama seperti aplikasi chatting whatsapp, line, bbm dan aplikasi chatting lainnya), jadi saya endapkan saja seperti kasih sayang Son Agia pada Yuliana yang akan menikah tanggal 25 September 2016 mendatang.

telegram

Kenapa saya mengetik kata “travelling” pada paragraf pertama, ya karena domisili yang berbeda-beda kemudian menjadi satu kesatuan berhasil membuahkan cita rasa mesum yang tidak berkesudahan. Misalnya saja ada Haris yang berdomisili di Cilegon, kemudian ada Jaimbum yang sedang berada di Malang tapi asli Medan. Lalu ada Jungjawa, Ilham dan Hana dari Solo. Tak luput juga Darma yang dari daerah Ciputat. Dan satu yang tak bisa dilupakan Udafanz dari tadi Padang Bukittinggi. Mamad Karburator entah dari karburator spring mana. Bahkan dari ujung negara sana ada Sultan dari Brunei. Masih banyak lagi yang tidak dapat saya sebutkan. Yang membuat saya merasa sedang travelling adalah ketika salah satu dari mereka sudah mulai menggunakan bahasa dari asal mereka masing-masing. Mereka bisa satu sama lain mengikuti arus. BAJILAK!!!

Pernah suatu hari Hana membuat sticker telegram dengan wajah kita semua dan hasilnya kita semua tertawa lepas, mungkin sampai gigi lepas. Kemudian hal kocak lainnya adalah ketika mereka mengganti nama mereka menjadi username yang berbeda-beda dan lucu sekali. Contohnya username saya Benaaagram, kemudian Udafanz menggantinya menjadi Benaaatube, lalu yang lainnya mengikuti Benaaatwit, Benaaa dan lainnya. Awal saya bergabung saya ngakak sejadi-jadinya karena ada yang menggunakan nama “Mamad Karburator” dan ini membuat saya teringat terus-menerus. Hahaha. Tapi yang paling daebak adalah ketika beberapa dari kami mengganti nama menjadi Jaimbum dan menggunakan foto yang sama. Ilham sempat mengabadikannya.

telegram

telegram

telegram

telegram

telegram

telegram

telegram

telegram

Siang itu wwf bermain seperti biasanya, /startchaos kemudian /join semuanya. Lalu semuanya kebingungan harus membunuh siapa. Akhirnya keluarga Jaimbum memutuskan untuk memilih yang bukan keluarga Jaim. Ini sulit saya ceritakan karena mempunyai tanggapan yang akan berbeda.

telegram
diabadikan oleh ilham

telegram
Diabadikan oleh Icha
Dan akhir-akhir ini Son Agia baru saja dirundung duka. Mantan Kekasihnya yang masih ia cintai akan menikah tanggal 25 September 2016. MALAH DIBAHAS. BENAAAA!!! Kemudian Hana yang masih belum bisa move on, eh tapi sekarang sudah move on. Kemudian ada blogger erotis yang katanya doyan nonton film erotis bareng sama Ilham (read : Icha) (Saya berharap tidak ada penobatan blogger erotis lagi). Sebenernya ditemenin sama Udafanz juga kalau malam hari. Jadwal bermain werewolf menjadi jadwal sharing film, sharing curhat, sharing kemesuman juga.

Hal lainnya yang membuat saya merasa travelling adalah ketika masing-masing dari mereka menggunakan foto lainnya. Seperti saya menggunakan foto Udafanz, Udafanz menggunakan foto saya, lalu Haris menggunakan foto Ilham, Ilham menggunakan foto Haris, Icha menggunakan foto Justin, Justin menggunakan foto Icha.

Jadi, yang saya maksud travelling dalam postingan ini adalah travelling hati dan pikiran. Contoh lainnya lihat saja kelakuan mereka di bawah ini.

telegram

telegram

Ini mention sudah beberapa hari yang lalu dan tak kunjung selesai, bahkan sampai pembahasan lagu rap dari Younglex dan Awkarin. Btw, saya menulis dua nama tersebut viewer saya meningkat nggak ya? Abaikanlah. Hahaha. Yang penting WWF BAHAGIA!

Kalau kamu mau ikut bahagia tanpa baper gabung aja sama kita, tapi jangan kaget, jangan bingung, jangan sedih. Karena kita selalu memberikan yang ena ena buat kamu. Berkecipeh link WWF bidadari magang ini :)

SEE YA ON TELEGRAM! Berkecipeh peh...

Friday, 16 September 2016

September 16, 2016 63

Enak-Enak Bareng Batik Amaragita

Banyak yang minta Kesayangan Kamu ini beralih menjadi beauty blogger. Duh! Nggak kuat tsay! Saya tetap pada passion dan interest saya saja menjadi tukang makan ati, tukang jalan sama kamu, tukang tidurin kamu a.ka eat sleep travelling dan tukang Rindu kamu. Tapi gimana ya? Namanya juga cewek pasti tetap saja kepikiran dengan kecantikannya, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Secara pribadi jujur saya menyukai beberapa bagian pada diri saya seperti rambut dan perut. Hehehe. Jadi wajarlah ya beberapa postingan di instagram banyak menampilkan perut saya terutama bagian udel. Kalau kamu lebih tertarik pada bagian apa dalam dirimu?

amaragita

Singkat cerita, Sabtu lalu saya pergi ke pameran fashion show dari Batik Amaragita dalam acara Flokvounge Indonesia . Cie Benaaa datang ke acara gituan (((((gituan))))). Alasannya untuk datang sebenarnya lebih ingat pesan mama sih.

“Kamu manis kak kalau pake batik”

Pergi lah ke Assembly Hall JCC tempat diadakannya fashion show tersebut. Kesan pertama adalah merasa terkejut dan wow banget ketika melihat catwalk. Rasanya mau lenggak lenggok bak model juga, tapi ya apa daya perut saya masih buncit saat itu. Rasanya kurang sopan gitu kalau langsung naik ke atas catwalk dan jalan mondar mandir.

amaragita

Tanpa perlu basa basi panjang, saya langsung mengambil posisi untuk duduk dan bertemu dengan Mas Wira serta yang lainnya. Sebelum para model berlenggak lenggok di catwalk ada pembukaan dari penari latar yang membuka acara fashion show tersebut dengan gaya robotik. Jangan bingung kenapa ada penari latar ala ala robotik alasannya adalah karena Mba Gita (Owner Batik Amaragita) ini menyukai robotik ya bahasa gaulnya ngefans dengan hal yang berbau robot. Aku bau parfum kamu, kamu ngefans nggak?

amaragita

Enggak perlu nunggu waktu lama kemudian para model mulai keluar dari persembunyiannya dan menampilkan batik dari Amaragita. Batik Amaragita ini ditampilkan secara konsisten dan berkarakter girlish, youthful, bahkan playful, dan flirty. Yoih!

amaragita

Kamu mau pengen tahu kan kenapa namanya Amaragita? Jadi katanya AMARAGITA ini dari bahasa Jawa kuno yang terdiri dari dua kata Amara dan Gita. Amara sendiri artinya bidadari, sementara Gita berarti keanggunan atau kebaikan. Secara harfiahnya, Amaragita ini bisa diartikan wanita cantik anggun, modern dan senantiasa melakukan perbuatan yang baik. Jadi kebayang dong pas kamu lagi pakai Batik Amaragita, gimana?

amaragita

Logo dari Batik Amaragita ini berupa corak Batik Kawung. Secara filosifnya Kawung dimaknai sebagai raja yang berdiri tegak dan dijaga oleh keempat punggawanya. Logonya ditampilkan dalam wujud berlian yang bisa dimaknai sebagai bidadari atau wanita dan dikelilingi oleh empat biji kopo yang bermata dua sebagai simbol empat indikator hidup yang berkualitas, yaitu ; kecerdasan, kebaikan, keberanian, dan kejujuran.

amaragita

Ada yang batik addict seperti saya nggak sih? Setelah baru saja membuka lemari baju dan menghitung bau batik kepunyaan saya, ternyata tak terhitung. Hehehe. Biasanya yang batik addict gitu jeli banget pada mutu, corak, filosofi dan pembuatannya dan akhirnya memilih batik tulis. Sementara yang pecinta batik senang sekali berganti-ganti busana batik, sehingga kebanyakan dari mereka memilih batik cap. Tapi ada juga penikmat batik dari segmen terakhir yaitu; memilih batik karena desainnya yang meriah dan harga yang terjangkau dan biasanya lebih memilih batik printing.

amaragita

Kamu yang tertarik dengan batik dari Amaragita ini nggak perlu khawatir dengan kualitas bahan batiknya, karena material kain yang digunakan bervariasi. Mulai dari sutera hingga katun yang berkualitas baik seperti katun primis yang bertenun tapi tetap lembut. Lalu ada katun voile yang katanya kontruksi benang lebih renggang sehingga lebih ringan. Juga terdapat katun satin yang sangat halus dan glossy.

amaragita

Proses dari pembuatan batiknya dilakukan sama pengrajin dari Amaragita sendiri, lho. Bahkan canting batik cap didesain sendiri dan pesan langsung di daerah Pekalongan kota batik di pekalongan bukan Jogja bukan Solo gadis cantik jadi pujaan jangan bejat jangan bodo, Jawa Tengah. Corak dari Batik Amaragita ini juga dikembangkan dari corak kontemporer dan corak kuno. WEW... Penasaran ya?

amaragita

amaragita

Yha, kalian yang mau beli Batik Amaragita bisa  ke Denpasar - Bali yang banyak bule-bule bikini sana tepatnya di Jalan Tukad Barito No. 30 atau ngemall-ngemall hedon di Bali mampir ke Mall Bali Galeria lantai 2. Tapi kalau kamu males yang jauh-jauh karena takut LDR sama pacar ya bisa ke Tangerang di Bintaro Jaya IX  Emerald Boulevard AA1-28. Yha, kalau dari Bekasi naik kereta transit 2 kali di Manggarai – terus transit di Tanah Abang terus turun di Jurang Mangu minta jemput sama pacar terus olahraga ngecelin perut biar udel tetep seksi sama pacar di BSD. Niqmat tiada tara~

Jangan lupa nonton video ini, biar ke ena-an mu makin terasa niqmat~


Monday, 12 September 2016

September 12, 2016 20

Merindu Gunung Argopuro (Jakarta – Baderan)


Tepat tanggal 21 Agustus 2016 hari yang saya nantikan tiba juga. Pukul 12.45 saya sudah tiba di Stasiun Pasar Senen sembari menanti Ekki dan Stephanus, saya mencetak tiket terlebih dahulu. Ya, Ekki teman pendakian saya yang nantinya akan merindu di Gunung Argopuro.  Selama menunggu Ekki, saya kerap kali berkomunikasi dengan Stephanus untuk mengetahui dimana keberadaannya.

Tak lama menunggu, Stephanus datang sesaat sebelum pengecekan tiket. Saya menitip beberapa barang bawaan untuk pertemuan berikutnya di Malang. Setelah itu, saya meminta Stephanus untuk mengabadikan gambar saya dan Ekki dalam kamera yang saya bawa. Setelah itu? Percakapan yang tidak ingin didengar pun terjadi...


“Ben, ini lo berdua dari sini?”
“Maksudnya gimana?”
“Nggak, ini lo berdua dari Jakarta, nanti temen yg lain ketemu di Surabaya gitu?”
“Ha? Nggak, gue emang berdua doang sama Ekki. Hehehe.”
“HAH?! SERIUS LO? ARGOPURO LHO BEN.”
“Hahaha. Doain ya.”
“Anjir, ini anak gila. Kok lo mau sih, Ki?”
“Gapapa, paling disana ketemu sama pendaki yang lain.”
“Anjir, bae bae lo disana, kabarin gue sebisa mungkin. Sampe ketemu di Malang.”
“Hahaha. Siap bosku! Jangan lupa dibawain ya mas Step. Hahaha.”

Lalu saya berpamitan dengan Stephanus dan melanjutkan perjalanan ke gate dengan Ekki. Di sini cobaan dimulai. Ketika hendak hendaklah hendak hendak ku rasa, puncaknya gunung hendak ditawan menunjukkan tiket dan kartu identitas tabung gas yang berada di sisi kanan tas Ekki dilihat oleh petugas dan diminta, dengan alasan tidak boleh ada benda tersebut di dalam gerbong kereta. Tanpa banyak basa basi dan menahan emosi, saya bilang

yaudah ambil aja gas-nya.”

Setelah kegiatan yang kurang menyenangkan itu selesai, saya melanjutkan perjalanan dengan Ekki untuk mencari gerbong kami dan bangku. Cobaan berikutnya dimulai. Saya berdiri diatas bangku untuk menaruh carrier saya di kabin bagasi dan ternyata kabin bagasi di bagian atas tempat duduk saya sudah terisi oleh kardus milik orang lain. Hal ini yang membuat saya jengkel setelah sebelumnya ada cobaan di gate. Tanpa pikir panjang dengan posisi saya yang masih berdiri di atas kursi sambil memegang carrier...

“Ini punya siapa ya?”
Tidak ada yang menjawab dan dengan posisi tetap berdiri diatas bangku
“Ini barang punya siapa ya? Bisa tolong dipindah?”
Tidak ada yang merespon. Kemudian saya naikkan volume suara saya
“Ini barang punya siapa? Bisa tolong dipindah?”

Tak lama, ada bapak-bapak tidak separuh baya bergegas mengambil kardus tersebut dan berkata
“Maaf.”

carrier milik Ekki
Saya langsung mengangkut carrier milik Ekki ke kabin, kemudian carrier milik saya dibawah kursi. Kemudian seorang bapak yang duduk di depan saya berkata...

“Nanti buat orang tidur?”
Saya mengabaikannya.
“Nanti untuk orang tidur.”

Saya tetap mengabaikannya dan meminta Ekki untuk melanjutkan menaruh carrier saya di bawah kursi. Setelah itu kami duduk dan saya berbisik pada Ekki
“  **** ”


Belum juga kereta melaju, cobaan berikutnya kembali hadir. Bapak yang duduk di depan saya mengangat kaki dan menaruhnya di ujung kursi saya. Sembrono sekali. Wow!

Perjalanan ini memakan waktu lebih dari 10 Jam, banyak sekali kejadian aneh yang kami alami, mulai dari suara serek-serek knalpot bajaj yang sibuk teleponan sambil teriak-teriak. Kemudian ada bapak-bapak yang sibuk teleponan sambil teriak-teriak saat menerima telepon. Ditambah nada dering ponsel yang suaranya menggelegar.

22 Agustus 2016 kami tiba dini hari. Ya, pukul 01.45 langsung re-packing (karena carrier Ekki tampak elek bentukkan ne). Selesai re-packing kami mencari tempat untuk rehat sembari menunggu pagi.


Pagi sudah memperlihatkan kecantikannya, saya dan Ekki lantas bergegas untuk berjalan kaki keluar dari Stasiun Surabaya Turi untuk mencari bus umum yang nantinya akan membawa kami ke Terminal Bungurasih. Kurang lebih perjalanan yang kami tempuh satu jam untuk sampai Terminal Bungurasih. Setelah sampai, kami dibingungkan oleh beberapa petugas yang mencarikan alternatif untuk ke Terminal Besuki – Situbondo. Setelah mencari kesepakatan bersama antara saya dan Ekki, akhirnya kami memilih pergi ke Terminal Probolinggo terlebih dahulu kemudian menyambung bus umum lainnya untuk ke Terminal Besuki. Terminal Probolinggo kemudian lanjut ke Terminal Besuki, di terminal Besuki banyak sekali jasa-jasa yang menawarkan berebut. Mulai dari ojek hingga angkutan. Saya dan Ekki memilih ojek menjadi sarana transportasi selanjutnya untuk ke Basecamp Baderan. Oh, ya, saya menyempatkan untuk sarapan di dekat Terminal Besuki, berhubung jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Sarapan yang kami pilih adalah Nasi Rawon.


Pemandangan menuju basecamp Baderan

Dan yak, kami tiba di Basecamp Baderan. Kebetulan saya lebih dulu, karena abang ojek saya sradak sruduk sekali sampai saya mengucap istigfar. Alhamdulillah pendakian saya dalam edisi Merindu Gunung Argopuro kali ini tidak berdua dengan Ekki saja. Tidak lama saya tiba di basecamp ternyata ada rombongan dari Jakarta Barat dan Tangerang yang tiba. Detakan jantung saya kembali santai. Kekhawatiran saya juga alhamdulillah berkurang.


Bermodal SKSD, akhirnya keakbraban terjadi. Meskipun sepertinya nggak akrab-akrab banget. Haha. Mulai dari canda kecil hingga cengcengan yang menjurus. Sampai malam tiba, Ekki dan mereka masih saja terus bercanda. Sementara saya dan Bang Oji tertidur pulas dalam tenda. Namun, tetiba bapak-bapak itu (bapak yang ada di basecamp mengurus perijinan) meminta kami untuk melakukan registrasi malam itu juga. Registrasi untuk simaksi dan biaya admin lainnya dilakukan menjadi 2 kelompok. Mengingat saya dan Ekki memang 1 kelompok. Kemudian kelompok Jakarta Barat dan Tangerang ini menjadi kelompok kedua. Selesai melakukan registrasi mereka semua tetap kembali bercanda. Saya kembali tidur dalam tenda.

Pengeluaran yang keluar dari dompet Benaaa untuk pendakian ke Argopuro :
Tiket kereta api Pasar Senen – Surabaya Turi : Rp 165ribu
Bus umum Stasiun Turi – Terminal Bungurasih : Rp 6ribu
Bus umum Terminal Bungurasih – Terminal Probolinggo : Rp 30ribu
Bus umum Terminal Probolinggo – Terminal Besuki : Rp 12ribu
Nasi Rawson +es teh manis : Rp 10ribu
Ojek Terminal Besuki – Basecamp Baderan : Rp 35ribu

Simaksi pendakian Gunung Argopuro via Baderan :
Weekday : Rp 20ribu
Weekend : Rp 30ribu

Biaya administrasi : Rp 25ribu/kelompok

Sunday, 11 September 2016

September 11, 2016 9

Vitamin Sea di Pantai Wediombo

wediombo
Pantai Wediombo memang benar-benar vitamin sea
Konon katanya, vitamin sea adalah obat paling mujarab untuk melepas penat. Bagaimana tidak? Hamparan pasir putih dan angin semilir yang berhembus memaksa kita untuk melupakan deadline dari kantor.

Toh, siapa sih yang tidak menyukai pantai? Debur ombak, semilir angin dan yang paling parah, panorama matahari terbenam (sunset) dan matahari terbit (sunrise). Apalagi, laut yang terbentang berwarna biru seperti Pantai Wediombo. Ya, pantai yang terletak di jajaran pantai selatan Gunung Kidul memang menjadi obat paling mujarab untuk mereka yang kekurangan vitamin sea.

Akses jalan ke pantai yang terletak di Balong, Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta ini cukup mudah. Saya pergi ke pantai ini di akhir tahun 2015 melalui jalur yang menyusuri deretan pantai selatan Gunung Kidul seperti pantai Drini, pantai Krakal dan Pantai Indrayanti.


wediombo
Akses masuk pantai yang sudah dibangun dengan cukup baik
Fasilitas di pantai ini pun terbilang cukup lengkap seperti mushola, kios pedagang makanan dan kamar mandi. Ya, seperti pantai pada umumnya.

Perjalanan menuju pantai terdekat juga lebih mudah, seperti pantai Sedahan, pantai Jungwok atau pantai Greweng. Sayangnya, untuk menuju tiga pantai tersebut, pengunjung harus berjalan kaki sekitar 30 menit karena akses jalan menuju lokasi pantai tersebut belum memadai.

Landscape Photography
Saya rasa, pantai Wediombo adalah surga bagi para pencinta fotografi. Bagaimana tidak? Banyak sekali spot foto menarik di pantai ini. Bahkan, pohon-pohon yang tumbang seolah memberikan drama tersendiri untuk diabadikan melalui lensa kamera.


wediombo
Pohon-pohon tumbang yang memberikan drama tersendiri
Tepian karang yang langsung menghadap ke laut yang berwarna biru seolah-olah memaksa diri untuk berlama-lama di sana. Memandang jauh ke laut biru akan lebih baik daripada menyesali masa lalu bersamamu #eaaaa #baper

wediombo
Bro tungguin saya bro! Tungguin!
Pantai Wediombo menyajikan panorama hamparan pasir seperti namanya. Wedi dalam bahasa jawa artinya pasir dan ombo yang berarti luas. Selain pasir, hamparan bebatuan pun terbentang melengkapi sajian pantai yang memukau.

Spot Memancing
Salah satu hal yang cukup menarik perhatian saya adalah spot pancing yang cukup ekstrim. Letaknya yang berada di antara tebing-tebing karang, langsung berhadapan dengan ombak akan menguji siapapun  yang mencoba memancing di pantai ini.


wediombo
Duh dek, berapa lama akang harus menunggu umpanmu dek?
Pun jika tidak cukup mahir dalam memprediksi datangnya ombak besar, para pemancing harus lari tunggang-langgang agar tidak dihempaskan ombak yang cukup besar. Seperti yang saya bilang tadi, tempatnya oke, spot pancingnya juga oke. Tetapi harus dibarengi oleh nyali yang juga oke punya. Hehe...
wediombo
Ombak gede bro! Awas bro! Minggir-minggir!
Enak di sini bro, mancingnya tenang. Sebats dulu lah!
Kalo kamu ingin sekali memancing di sini, saya sarankan untuk mencari spot memancing yang ‘aman’ saja. Ombaknya itu loh, enggak banget kalo sampai terseret.

wediombo
Di sini juga tenang bro, kalo difoto bisa wallpaper-able
Instagram-able
Rasanya, vitamin sea yang didapatkan kurang maknyus kalo tidak diunggah di media sosial. Ah, begitu juga dengan Pantai Wediombo, sangat Instagram-able. Warna biru, hamparan laut dan pasir pantai yang luas, semilir angin, pokoknya lebih dari apa yang diharapkan.


wediombo
Widiih! Biru bro!
wediombo
Neng, jangan mundur-mundur ya. Akang enggak bisa berenang T__T
wediombo

Deretan pantai selatan tidak akan selesai untuk dijelajahi. Mungkin saja akan ada banyak pantai yang lebih baik daripada Pantai Wediombo. Bagaimana? Tertarik untuk menemukan pantai menarik lainnya? Share ur tought on comment section below.

Artikel ini adalah guest post yang ditulis oleh Jung. Penikmat desain grafis, dangdut dan senyuman milikmu. Kamu dapat membaca blognya di jungjawa.com atau mengikutinya di Twitter @jungjawa