23 Agustus
2016 - Pagi ini tidak seperti biasanya saat saya berada di Planet Namec.
Ya, cuaca yang dingin membuat saya beranjak dari dalam tenda menuju ruangan basecamp. (Fyi, tenda didirikan karena basecamp-nya
tidak cukup untuk menampung orang tidur sebanyak 13 jiwa jadi sebagian
mendirikan tenda untuk tidur). Saya membangunkan Ekki yang sedang tertidur
pulas dan ia langsung menawarkan jaketnya setelah saya berkata dingin. Lalu
saya melanjutkan tidur kembali hingga matahari terbit.
Matahari terbit tepat pukul 05.30 saya langsung
bangun dan mandi dengan meminjam handuk milik Ekki. Ya, saya lupa membawa
handuk. Air di Basecamp Baderan
dingin sekali. Setiap mengguyur air ke tubuh saya langsung...
“Rrrrrrrr
rrrrrrhhhhhhh AHHH DINGIN!”
Itu mandi pagi tersingkat saya. Setelah saya keluar
kamar mandi, Ekki menyusul untuk mandi. Dan ternyata saat saya mandi, semuanya
sudah bangun satu persatu dan merapihkan tenda. Satu persatu juga mulai packing
ulang dan mandi. Sedangkan saya dan Ekki Sudah selesai untuk keduanya. Tinggal
menunggu sarapan di warteg bawah. Hehehe.
Selesai sarapan perut saya terasa mulas, dan Ekki pun
juga merasakan hal yang sama, ditambah Bang Gondrong a.ka Dimas juga mulas.
Alhasil saya, Ekki, dan Dimas berlarian dari warteg menuju kamar mandi Basecamp. Hal yang tak patut dilakukan.
Setelah semuanya kembali ke Basecamp dan mempersiapkan apa-apa saja yang sebaiknya tidak
tertinggal. Termasuk saya yang menyakinkan Ekki mengenai barang bawaan. Dalam
pendakian kali ini Ekki super duper dabest! Pokoknya saya sayang Ekki. Cie!
Setelah dirasa semua telah siap, saya berfoto dengan Ekki. Kemudian juga
berfoto dengan Mbak XXXX saya lupa namanya, kalau tidak salah Indah.
Enggak lupa juga saya dan Ekki berpose bersama tim dari Jakarta Barat.
Semuanya sudah mengangkat carrier dan kami semua
berdoa yang mana dipimpin oleh saya
“Assalamualaikum Warohmatullahiwabarokatuh”
“Waalaikumsalam”
“Selamat pagi semuanya...”
“Pagi Bena..”
“Sebelumnya, untuk yang belum kenal, perkenalkan gue
Bena. Gue kesini berdua sama temen gue, Ekki. Gue dan Ekki izin bergabung
dengan tim kalian, jadi mohon bantuannya. Hehehe.”
Sunyi senyap
“Lalu, sebelum kita semua berangkat gue mau kasih tau ke
kalau perjalanan kita start jam 8 aau jam 9 dan harus selesai di jam 5 untuk di
setiap pos dan kita nenda. Dari basecamp ini kita akan melakukan perjalanan
kurang lebih 8 jam untuk sampai ke pos mata air 1. Apa lagi ya? Oh iya, mau
ngingetin sesuatu, nantinya setelah di Cikasur dan Danau Taman Hidup jangan
teriak-teriak ya. Hehehe. Udah segitu aja.”
“Iya udah, ayo berdoa.”
“Ya, supaya perjalanan kita lancar, kita berdoa menurut
kepercayaan masing-masing supaya kita selamat sampai tujuan dan tetap sehat.”
Pukul 08.45
- Setelah itu pendakian Gunung Argopuro dimulai dari Basecamp
Baderan menuju Pos Mata Air I dimulai. Awalnya saya dan Ekki berada di depan,
tapi lama kelamaan kami berada di tengah. Di track awal ini cukup menyiksa telapak kaki, karena jalanan yang
berbatu. Namun, mata terasa segar ketika melihat hamparan terasering dan hutan
hijau yang begitu menyedapkan mata. Cuaca yang panas membuat tenggorokan merasa
haus terus dan saya ingin minum es kelapa. Padahal masih pukul 09.52 hanya saja
teriknya matahari sudah menusuk ke leher tulang belakang. Yosh!
Kemudian kami semua melanjutkan perjalanan hingga
zuhur. Masing-masing dari kami beristirahat dengan berbagai macam, ada yang
memasak air untk membuat kopi, susu, dan teh. Kemudian ada yang merokok dan
ngecim (selanjutnya abaikan saja ketika kamu membaca kata “ecim”) , ada juga
yang merekam aktivitas kami semua termasuk saya.
Kebetulan ditempat kami istirahat ini terdapat
sinyal, jadi saya langsung mengabari Mang Boughil (sesepuh Kaskus Oanc yang
meminta saya terus berkabar ketika ada sinyal), saya juga menghubungi Manager
Keuangan Rumah Tangga dan pacar tentunya. 30 menit waktu yang cukup untuk kami
istirahat.
Pukul 16.05
- Wah, setelah perjalanan panjang yang kami tempuh lumayan menyiksa telapak
kaki, akhirnya kami semua tiba di Pos Mata Air I. Dengan segera saya meminta
Ekki untuk mendirikan tenda supaya tidak terlarut dalam keletihan sehingga bisa
langsung berbaring dalam tenda. Setelah tenda berdiri kokoh saya memasak dan
Ekki mengambil air. Sore ini saya memasak tempe goreng, sayur bayam, dan Ekki
memasak nasi. Saya dan Ekki menikmati nasi hangat, sayur bening bayam hangat,
kering kentang, sambal dan tempe. Ah! Niqmat tiada tara.
Sementara itu, tim dari Jakarta Barat memasak pecel,
bakwan jagung dan nasi. Ya Allah, nikmat tuhan mana yang kamu ingkari setelah
bercapek-capek mendaki gunung dengan membawa beban berat kemudian kamu masak
dan makan-makanan yang bergizi.
Malam itu, cuaca semakin dingin. Yha, namanya juga di
gunung. Bintang paling terang juga mulai menampakkan diri di langit. Kali ini
saya mengucap syukur sambil membuka aplikasi stellarium kesayangan yang ada di
handphone. Semua bintang bermunculan dari aplikasi saya. Wah! Kebahagian kecil
yang saya nikmati. Merasa sudah puas menikmati bintang, saya berbincang dengan Bang
Lukman untuk masak keesokan harinya di Cikasur. Mengetik “Cikasur” ini saya
jadi teringat ucapan Ka Benny “Cikasur
memang dingin, tapi lebih dingin cikapmu.” Hahaha.
Cerita selanjutnya...
Note : Foto ini hasil colab saya dan Makoy Kalau kamu pembaca setia Kesayangan Kamu, pasti tau hasil jepretan foto saya yang mana. Hahahaha :*