Minum teh udah jadi kalangan elit bagi sebagian sosialita (jetset), padahal nggak perlu jadi sosialita untuk minum teh. Ngeteh bareng bapak sama ibu aja udah enak. Apalagi sambil ngobrolin jodoh, hidup, dan masa depan. Lain cerita kalau aku bikinin kamu teh terus kita duduk bareng di balkon atau teras dan ngebahas kita. Duh! Emaaakkk. Nikah ah besok. Doain ya!
Perjalanan saya di Solo ternyata nggak fana-fana banget, karena Best Western Premier Solo Baru ngajak saya dan yang lainnya untuk singgah di Rumah Teh Ndoro Donker setelah pulang dari Kauman dan Candi Cetho. Nikmat kan? Sudah menginap enak, eh, diajak jalan-jalan terus makan juga. Huhu. Iri nggak? Eh, nggak boleh iri, nanti juga kebagian kok kalau tiba waktunya.
Rumah Teh Ndoro Donker ini awalnya rumah biasa kemudian dijadikan rumah administrasi, lalu gudang, lalu kantor. Kalau nggak salah gitu Ibu Ratna bilangnya. Kesan yang mau digarap dari rumah teh ini adalah menikmati teh di rumah teh dengan kebun teh pada masa kolonial. Iya kolonial. Jadi, nama Ndoro Donker ini dulunya adalah seorang ahli botani pada masa Belanda. Berkebun karet, kopi, teh yang bertahan hanya karet serta teh. Kemudian Ndoro Donker mengajari warga sekitar untuk berkebun dan bersama-sama membangun perkebunan teh. Romantis ya! Semasa hidupnya, Ndoro Donker lebih memilih hidup di desa dan berdampingan dengan warga sekitar dan berbagai mengenai tanaman daripada pulang ke Belanda. Padahal udah disuruh pulang juga, tapi nggak mau. Kenapa ya? di Belanda juga enak, lho. Pada masa itu Ndoro Donker disegani dan disayangi, sama seperti aku sayang kamu. Setelah itu Ndoro Donker meninggal dunia dan dikebumikan di tanah Kemuning yang sangat ia cintai (jarene, hlo ya), penduduk Desa Kemuning mengenangnya dengan menyebut “nDonkeran” sing artine kawasan yang pernah ditinggali oleh Ndoro Donker. Huft. Baru ini sesi postingan kuliner ada sejarahnya. Iya, pingin aja gitu yang ngebaca benbernavita.com ini pada tau sejarah dari Rumah Teh Ndoro Donker.
Ruangan demi ruangan dari Rumah Teh Ndoro Donker ini bernuansa putih, jadi memang di desain ala-ala Eropa gitu. Di belakangnya langsung terhampar luas lautan kebun teh. Kamu bisa juga naik ke apa pandang gitu namanya yang gunanya untuk melihat pemandangan sekitar dari ketinggian yang tak seberapa itu.
Rumah Teh Ndoro Donker ini juga menyediakan produk dan gelas-gelas kaca unik yang bisa kamu jadikan sovenir atau sekedar ingin membeli kemudian kamu nikmati di rumah bersama suami atau istri kamu. Kejauhan ya? ya sudah, bapak mertua dan ibu mertua ajalah yang deketan.
Meskipun namanya Rumah Teh, tapi tidak melulu menyediakan teh. Mereka juga menyediakan aneka makanan dari Belanda (makanan ala western gitu), tapi tetap menyediakan snack ala Indonesia dan yang paling favorit adalah timus dan singkong goreng. Ehe ehe ehe. Untuk main menu yang favorit ada iga bakar dan sup iga. Iga emang paling enak sepanjang masa~
Kisaran harga untuk teh ini berbagai macam. Ada baiknya kamu menyimak baik-baik agar tidak membaca dua kali.
- Best Choice Tea Rp 30ribu
- Special Tea Rp 40ribu
- Premium Tea Rp 55ribu
Harga di atas untuk minum berempat gitu. Standarlah. Apalagi pemandangannya yahud banget. Cocok buat kamu yang fanatik sama instagram karena tempat ini instagram-able banget. Lihat aja foto yahut saya ini, besok saya posting deh di instagram. Aha aha aha. Kalau harga dari main menu itu kisaran Rp 20ribu hingga Rp 50ribu. Murah ya, cyin. Harga camilannya juga variatif kok.
Gimana? Sudah tertarik mau ke Rumah Teh Ndoro Donker juga? Gampang! Pertama kamu datang dulu ke Solo terus berolahraga untuk mencari hingga ke jalan Afdeling Kemuning no 18. Fyi, aja kalau Rumah Teh Ndoro Donker ini buka dari jam 10 pagi dan tutup jam 6 sore.
Pemilik Ndoro Donker |
Solo,
18 Oktober 2016
Kesayangan Kamu
Yup betul instagramable ..cocok untuk selfie2. hawanya dingin pula
ReplyDeletedinginnya kalo di Jakarta kayak di bogor puncak
Delete