Aduh, waktu itu saya jauh-jauh cari tempat hangout sampai ke Tangerang. Ampun bukan main. Kalau naik commuter line sampe 2 kali transit. Berhubung dari Planet Namec harus transit di Manggarai kemudian di Stasiun Duri. Kalau naik mobil lewat mana ya? Baca sampai habis biar kamu tau. Jangan maunya asal komentar terus komen sebasa basi busuknya aja. Cih!
The passport, nama yang unik seorang pejalan seperti saya. Mengingat seorang traveler selalu membawa passportnya ketika bepergian ke luar negeri. Kamu juga begitu ketika berkunjung ke Planet Namec. Singkatnya, The Passport ini nama tempat hangout paling kece di daerah SERPONG TANGERANG SONOAN LAGI NOHHHHHH. Buat saya ini asli jauh banget. Tapi, kalau domisili kamu sekitar SONOAN mah enggak apa-apa. Lah kalau saya? KALAU MAU KE RUMAH DITA AJA BARU MAU MAIN KE SANA. Hhh. Sayangnya, kemarin saya enggak menghubungi Dita. Buat apa juga, paling dia lagi sibuk di bumi atau pacaran sama pacarnya itu.
Sekitar 60 menu yang tersedia di The Passport dan akan selalu berganti setiap 3 bulan sekali. Semua menu tersebut diambil dari berbagai negara. Ya, jelaslah dari berbagai negara. Wong seko jenenge ae wes ketok og. Mung, nek aku dikon nyebutke yo wegah. Wong akeh og. Kalau kamu enggak ngerti ya sudah enggak apa-apa, ini enggak keluar di ujian nasional. Dari sekian banyak menu, saya telah berhasil mencicipi beberapa diantaranya:
1. Mie Baso Pangsit
Menu asia, ada banyak restaurant yang menyajikan menu baso. Tentunya dengan segala tetek bengek namanya. Termasuk Mie Baso Pangsit ala The Passport ini. Saya suka rasa dari kuahnya dan saya suka basonya. Kalau kamu pintar masak pasti tau perbandingan untuk membuat bakso kan? Nah, baso yang disajikan oleh The Passport ini pas, sesuai dengan lidah orangaring.
2. Bratwust In Der Deck
1. Mie Baso Pangsit
Menu asia, ada banyak restaurant yang menyajikan menu baso. Tentunya dengan segala tetek bengek namanya. Termasuk Mie Baso Pangsit ala The Passport ini. Saya suka rasa dari kuahnya dan saya suka basonya. Kalau kamu pintar masak pasti tau perbandingan untuk membuat bakso kan? Nah, baso yang disajikan oleh The Passport ini pas, sesuai dengan lidah orang
2. Bratwust In Der Deck
Sosis Jerman aaaaa aaaa aaaa, akhirnya makan sosis Jerman lagi setelah sekian lama. Sebenarnya The Passport menyajikan 2 menu sosis, namun saya lebih tertarik dengan Bratwust In Der Deck ini, karena dibalut dengan adonan dari tepung, jadi sosisnya ngumpet di dalam. Kemudian disajikan dengan saus barbeque ditambah dengan rebusan sayur brokoli dan wortel. Kemudian di bawah tumpukan sosis terdapat mashed potatoes juga. Kenyang? OH BELUM! BENA DILAWAN.
Saya juga bingung kenapa wagyu selalu mahal. Kenapa ya? Bisa bantu jawab? Ya, kali ini pesanan saya berikutnya adalah Rump Wagyu Steak. Seperti steak pada umumnya. Daging disajikan bersamaan dengan potongan kentang, rebusan brokoli, wortel dan disiram dengan bumbu barbeque juga. Ah rasanya? Entar ya. Makanya baca sampai selesai.
Menu penutup yang tanpa sengaja saya pilih. Awalnya saya memesan Chocolate Lava, katanya habis. Ya sudah. Enggak kok saya enggak kecewa. Saya mencicipinya satu suapan setelah itu saya bagikan ke teman-teman lainnya, maksudnya biar habis. Belum kenyang kok. Belum sama sekali kenyang.
Dari semua makanan itu, saya hanya minum mineral water, Lychee Tea dan Lemon Tea. Semua makanan yang The Passport sajikan benar-benar menarik lidah biar cepet-cepet dihabiskan. Tapi, ada beberapa yang membuat indera perasa merasa, ya, gitulah. Beberapa sayurannya terlalu empuk jadi kurang bisa krenyes-krenyes di dalam mulut, kemudian daging steaknya kurang ada rasa taburan bumbu, jadi hanya terasa rasa daging saja :( selain itu, ekspektasi saya mengenai brownies tak kira disajikan dengan es krim, ternyata tidak. Tekstur dari bronisnya udah cantik, hanya setelah di dalam mulut enggak lumer apa ya nama lainnya, kebantetan lah.
Bonus |
Monggo langsung ikutin maps ini biar kamu enggak nyasar pas pergi ke The Passport.
Planet Namec Banjir,
21 Febuari 2017
Kesayangan Kamu.