Masih tentang Yogyakarta yang memang
tak pernah lekang oleh waktu. Cie. Beberapa hari yang lalu saya bermain-main ke
salah satu museum yang selalu ramai pengunjung dari berbagai daerah. Padahal
sudah sering melewatinya, bahkan hasrat untuk berkunjung ke sana pun tidak ada.
Tapi, lagi-lagi dia yang selalu punya itinerary bagus itu, mengajak saya untuk
berpose bak model di sini.
Ya, Benteng Vredeburg, menjadi destinasi
pilihan untuk saya yang lagi senang-senang mengunjungi museum. Siang itu, cuaca
tidak begitu panas tidak pula hujan. Biasa aja, kayak hubungan kita yang udah
jalan 2 tahun 7 bulan. Biasa aja. Tapi terasa istimewa karena ada kamu. Enaknya
kalau jalan-jalan sama photographer sering di foto-in, tapi enggak enaknya jadi
photographer adalah enggak bisa minta tolong fotoin sama modelnya. Hahaha.
Benteng Vredeburg ini berada di Yogyakarta,
sekitaran Malioboro dekat nol kilometernya Yogya. Benteng ini selalu ramai
pengunjung, entah mengapa. Antusias warga kayaknya besar sekali untuk mengunjungi
benteng ini. Entah hanya ingin tahu atau memang ingin benar-benar tahu.
Jadi, setelah saya menjelajah museum
ini, museum ini berisi tentang apa apa yang terjadi pada masanya di sekitaran
Yogyakarta. Terdapat 6 ruangan di dalamnya, ada ruang pengenalan, ruang diorama
1, lalu ruang diorama 2, diorama 3, diorama 4 dan ruang audio visual. Bangunan keseleruhannya
tampak besar dan lowong sekali. Pada ruang diorama 1 lebih menggambarkan
tentang peristiwa yang terjadi sejak periode Pangeran Diponegoro hingga kedudukan
Jepang di Yogyakarta, lalu di ruang diorama 2 tentang sejarah proklamasi
kemerdekaan sampai dengan agresi militer Belanda di Indonesia. Untuk ruang diorama
3 mendetailkan tentang perjanjian Renville hingga pengakuan kedaulatan Republik
Indonesia Serikat, sedangkan diorama 4 menggambarkan peristiwa yang terjadi
pada masa NKRI sampai masa orde baru.
Eh, enggak ada salahnya, lho mampir ke
Museum Benteng Vredeburg ini kalau kamu lagi tamasya ke Yogyakarta. Ternyata menarik
juga, nyesel dari dulu enggak pernah ke sini. Diorama yang mereka buat juga
benar-benar terlihat nyata. Saya hampir dibuat kaget oleh patung yang menyamar
menjadi penjajah sampai berteriak. Hahaha.
Harga tiket masuknya juga murah, kamu
cukup mengeluarkan Rp 3 ribu dan kamu bisa puas berpose sembari mempelajari
sejarah Indonesia pada zamannya. Bayar tiket parkir juga enggak sampe sepuluh
ribu, lho.
Psst, foto saya itu di sponsori oleh…
HAHAHAHAHAHHAA.
Model : Bena
Jeans : Conection
Baju : Unbranded
Sepatu : Nike
Tas : Mudagaya
Ngomong-ngomong soal tas, kemarin pas
pose-pose ala foto model gitu, ada orang yang tanyain tasnya.
“Mbak,
maaf, tas ne uapik. Tuku ning ndi, yo?”
“Hehehe,
enggak apa-apa, Mbak. Aku belinya di online”
“Wogh,
detailnya memang begini ya, mbak?”
“Enggak,
Mbak. Kebetulan aku pilihnya memang yang ini, soalnya sekalian buat naruh
kamera.”
“Oh,
nek sing iki kamerane muat yo?
“Njeh,
Mbak.”
“Online
ne apa ya, Mbak kalau boleh tahu?”
“Di
instagram mudagaya, Mbak. Kalau repot bisa langsung telepon aja kok.”
Terus akhirnya kami malah asik ngobrol
ngalor ngidul enggak sadar sampai awannya berubah jadi kelabu. Hiks. Akhir-akhir
ini banyak orang yang suka ngeliatin Bena, kirain ngeliatin muka Bena yang
imut, ternyata ngeliatin tasnya. Manisnya Bena naik 70% setiap pakai tas dari
mudagaya yang it’s me bangetlah!
Info Tas Mudagaya :
Instagram : @mudagaya
CS online
: (022) 6610444
Info Museum
Benteng Vredeburg
Tiket :
Rp 3 ribu
Weekend
: 07.30 – 16.30
Weekday
: 07.30 – 16.00
Terima kasih summershinephotograpy sudah dibantu fotokan
dan menjadikanku modelmu setengah hari. Untuk portofolionya bisa cek di instagram.
Planet Namec,
30 Maret 2017
Kesayangan Kamu