Sewaktu diajak
ke Warong Inspirasi saya kira cuma sekedar makan dan ngobrol santai sambal
guyon. Ternyata ada sekumpulan pemuda harapan Pohuwato yang sedang menunggu di
sana dan bersiap untuk sharing mengenai
kepenulisan bersama kami.
Berawal dari
perkenalan rumit yang saya lakukan dan mengaku bahwa tulisan di blog saya ini
lebih banyak berisi tentang eat, sleep,
travelling. Kemudian saya ditanya oleh salah satu pemuda harapan Pohuwato
tersebut.
“Saya mau tanya sama Mbak Bena.”
“Iya Mas silakan.”
“Kan tadi Mbak Bena bilangnya suka kulineran ya.
Nah, dari Mbak Bena sendiri sudah nyobain ilabolu kah?”
“Kebetulan belum, Mas. Besok kalau ketemu langsung
saya cobain ya.”
Enggak pakai
lama, si mas langsung pamit keluar dan ternyata setelah kembali dia membawakan ilabolu.
Ya Allah! Baik banget ya pemuda harapan Pohuwato ini. Dengan sigap waiters di Warong Inspirasi langsung
menyiapkan ilabolu di atas piring yang kemudian tersedia di meja kami.
Dari tampilan
luar ilabolu ini seperti otak-otak, namun setelah kulit daun pisangnya saya
kupas, tampilan dalamnya tidak terlihat otak-otak. Ilabolu yang saya nikmati
ini sudah keras mungkin karena terlalu lama saat diperjalanan. Menurut lidah
saya ilabolu ini terdiri dari campuran sagu, telur, ikan tuna, bawang putih,
merica, dan pedas dari cabai yang kemudian dibungkus dengan daun pisang lalu
dibakar. Sepertinya juga ada tambahan rempah-rempah lain. Mohon koreksi kalau
salah. Mas Gusti bilang kalau ilabolu ini biasanya di makan saat panas, jadi
rasanya enak. Ilabolu juga ada yang pakai ayam dan hati ayam, tapi ada juga
yang menggunakan ikan tuna.
Sejarah Ilabolu
Menurut kabar
yang saya ketahui, ilabolu ini dianggap sebagai makanan perdamaian antara
kerajaan Hulodhalangi dengan kerajaan Limutu dalam perebutan wilayah. Jadi
ketika raja yang bertikai dan akan berdamai selalu disajikan ilabolu. Ilabolu
dalam Bahasa Gorontalo mempunyai makna lain yakni “Totombowata” yang artinya
bersatu padu.
Ilabolu
disebut-sebut sebagai pelambang pemersatu dikarenakan memiliki macam-macam
perbedaan yang dilambangkan pada sagu, lemak daging ayam, dan aneka
rempah-rempah dijadikan satu bagian. Maka menurut raja, kenikmatan yang
dirasakan itulah yang dimaksud perdamaian. Namun belum diketahui kapan ilabolu
muncul pertama kali di Gorontalo. Belum ketemu sejarahnya.
Begitulah kisah
saya yang pertama kali nyobain ilabollu beserta sejarah dari ilabolu itu
sendiri. Kamu sudah nyobain ilabolu juga? Bagaimana rasanya menurut lidahmu?
Kapan kita pergi kulineran bareng? KUY!
Sabang 16,
14 Mei 2017
Kesayangan Kamu
**
Postingan ini dalam rangka memajukan Pohuwato
menuju Digital bersama dengan Pemerintah Daerah Pohuwato, Gorontalo dalam hashtag
#PohuwatoGoesDigital
Ternyata ada juga makanan perdamaian yaa hehehe
ReplyDeleteAku malah baru denger makanan itu mbak bena.....
ReplyDeleteWah emang kuliner indonesia itu kaya Raya !
Orangnya baik baik pula ya, bilang belum pernah makan ilabolu malah langsung di bawain :D
wahahhaha. iya alhamdulillah bertemu dengan orang baik. btw ilabolunya enak lho li.
DeleteWih, udah sampe Gorontalo aja kulinernya. Ntap! :)
ReplyDeleteYang gue tahu, kalau ada bolu-bolunya itu kue. Wqwq. Ternyata bukan, ya, ini mirip otak-otak. Jadi biasanya Ilabolu ini pakai ikan tuna, Ben? Kalau yang ayam itu varian aja, ya?
iya biasanya pakai ikan tuna yogs. biasanyaaaaaa........
Deletekarena disana kan kebanyakan ikan. ayamnya jarang buanget.
gue pikir juga awalnya kue bolu. hahhaa/
Kalau di Makassar ini namanya Gogos. Hehehe...
ReplyDeletehooo.beda tempat beda nama ya, padahal jenisnya sama. baru tau. ilmu pengetahuan yang baru!
DeleteWah, enak banget. Pengen buka puasa pakai ilabolu deh
ReplyDeleteselamat berbuka puasa kalo gitu
DeleteWah nampak lezat ilabolunya. Salam hangat Bena:)
ReplyDeleteMakanan perdamaian..? Boleh juga nih dibawa ke jakarta. Biar pada damai trus stop baperannya.
ReplyDeletewakakakakakkaa. boleh boleh
DeleteJadi pgn nyobain
ReplyDeleteIni kudu beli disana langsung ya? Jakarta gak ada yah :(
adanya di gorontalo kak...
Deletemenyebut judulnya saja sudah susah ya mbak, blm pernah nyobain, kapan2 deh
ReplyDelete:))
Deletepas liat judulnya "Nyobain Ilabolu ...", kok gue langsung bayangin aneka jenis bolu rasanya manis semanis bena, terutama bolu kukus. Tapi begitu buka laman ini, eeeeeh penampakan camilan gurih. Enak gak ben?
ReplyDeleteenakkk. kayak makan otak-otak gitu
DeleteDari nama-namanya, awalnya saya kira di kepulauan pasifik gitu ya. Terdistraksi Pocahontas kayaknya. :D Ternyata Gorontalo. Mudah-mudahan bisa ke Gorontalo, sudah tiga kali ke Manado ga turun-turun kebawah dikit. Mau nyoba segala kulinernya juga. Aamiin!
ReplyDeletehahahha. aamiin. di manado ada juga kan kuliner ilabolu ini
Deletewhuaaa aku belum pernah nyobain ilabolu, padahal pernah bbrp kali ke daerah sana.. Eh terus itu rasanya gimana mba Bena, enak?
ReplyDeleteenak banget dongggg, mbak zata :)
DeleteKl diliat dr kombinasi yang membentuk ilabolu rasanya seperti enak, apalagi ada bawang putih, merica, dan pedes2 huehe. :9
ReplyDeletehooh bener ka timo. enaaa :9
DeleteBaru tahu tentang makanan yang satu ini
ReplyDeleteKalo travelling itu harus siap dengan mencoba kuliner yg "unik" ya. Kali ini mungkin nyoba yg cocok dengan lidah kita, tp entah besok....keceh lah kaka
ReplyDeletehooh. hahhaha
Deletewah penasaran sama makanannya semoga bisa dikenal luas masyarakat Indonesia :)
ReplyDeleteaamiin~
Delete