Enggak,
benbernavita.com tetap ngebahas eat sleep
travelling. Kalian enggak salah buka blog. Bukan blog trubus. Bukan sama
sekali. Hanya saja, saya jadi mau membahas mengenai 2 puspa langka yang terletak
di Bengkulu ini. Sekaligus saya mau pamer kalau saya habis travelling ke Bengkulu dan beruntungnya menemukan bunga Rafflesia
Arnoldi serta Bunga Bangkai. Wqwqwq.
Sedari Sekolah
Dasar saya sudah tau kalau Bunga Rafflesia dengan Bunga Bangkai ini berbeda,
beberapa dari kamu pasti menyangkanya sama, kan? Berarti kamu sibuk ngupil saat
guru menerangkan. Jadi, apa perbedaan bunga Rafllesia dengan Bunga Bangkai?
Bengkulu memang
sudah sejak dulu terkenal dengan keindahan bunga Rafflesia. Tepatnya yang kita
tahu sejak Almarhum Thomas Stamford Raffles berkunjung ke Bengkulu. Setelah
saya pergi ke Bengkulu, saya baru tahu kalau Rafflesia ini terbagi menjadi 4
jenis. Eh, salah, yang benar di Bengkulu terdapat 4 jenis Rafflesia; Rafflesia
Arnoldi, Rafflesia Gadutensis, Rafflesia Halsetti, dan Rafflesia Bengkuluensis.
Saya akan membahas secara keseluruhan saja, ya. CMIIW, ya.
Rafflesia
mempunyai ciri persis yang dapat dengan mudah dibedakan dengan bangkai,
diantaranya; Bunga Rafflesia ini mempunyai akar yang menjulur ke atas, tidak
memiliki tangkai, juga tidak memiliki daun. Bakal bunga Rafflesia ini berbentuk
bulat seperti bakso tenis. Selain itu, Bunga Rafflesia rata-rata mempunyai 5
mahkota, bentuk bunga Rafflesia juga kayak gentong air gitu, dan di dalamnya
terdapat putik sari tebal yang hampir mirip seperti paku. Bunga Rafflesia hanya
dapat bertahan hingga 5 – 7 hari saja, pada hari ketiga sudah tampak layu. Nah,
yang saya temukan di Bengkulu adalah jenis Rafflesia Arnoldi seperti yang di
buku IPA dan sudah berumur 3 hari.
Masyallah, cukup susah
ya menulis mengenai tumbuhan begini, maklum bukan bidang saya. Mari dicoba dan
berusaha kembali.
Sementara untuk
Bunga Bangkai ini mempunyai 2 kehidupan yang secara terus menerus bergantian,
yakni; fase vegetative dan fase generative. Untuk fase vegetative pada atas umbian akan muncul
batang tunggal yang berdiri tegak sendirian hingga 6 meter dan buah entah daun
yang mirip seperti pepaya, setelah itu akan layu beberapa tahun kemudian,
kecuali umbi-nya jika pembuahan di dalam tanahnya berhasil, maka akan tumbuh
Bunga Bangkai. Tumbuhnya bunga yang menggantikan pohon layu itulah yang disebut
fase generative. Jikalau selama masa
mekarnya terjadi pembuahan, maka akan berbentuk buah-buah merah seperti biji
melinjo pada bagian pangkal batang. Biji-biji tersebut ditanam menjadi pohon
yang mana disebut fase vegetative.
Duh, gimana ya deskripsiinnya. Gampangnya begini, ada semacam umbian di dalam
tanah, kemudian berdiri batang sendirian terus muncul pada ujung-ujung batang
kayak melinjo yang sudah masak, kemudian tumbuh bunga bangkai. Bunga bangkai
ini umurnya hanya 24 jam dan ketika ia mekar bau bangkainya bisa mencapai
radius 100 meter.
“Pernah suatu ketika, bunga bangkai ini hidup di
belakang rumah penduduk. Penduduk sekitar langsung menutup rumah rapat-rapat
karena baunya benar-benar bau ketika mekar.”
Jelas bapak-bapak di sebelah saya.
Bunga Bangkai
yang saya temukan di Bengkulu ini umurnya sudah berapa hari ya, lupa, sudah
menutup mahkotanya sehingga baunya tidak begitu tercium.
Begitulah
sekiranya perbedaan dari Bunga Rafflesia dengan Bunga Bangkai. Kedua puspa
langka ini dapat kamu temukan di Bengkulu, Sumatera. Kalau beruntung, lho, ya.
Planet namec,
26 Juli 2017
Kesayangan
Kamu.
**
Postingan ini dalam rangka memajukan pariwisata kota Bengkulu bersama dengan Dinas Pariwisata Bengkulu dan di Dukung oleh travel agent Alesha Wisata Tour and Travel Based on Bengkulu. Dapat dilihat pada hashtag #FestivalBumiRafflesia2017 .
**
Postingan ini dalam rangka memajukan pariwisata kota Bengkulu bersama dengan Dinas Pariwisata Bengkulu dan di Dukung oleh travel agent Alesha Wisata Tour and Travel Based on Bengkulu. Dapat dilihat pada hashtag #FestivalBumiRafflesia2017 .