Yogyakarta menjadi destinasi pertama saya untuk melakukan perjalanan panjang ini. Kereta melaju cepat dari Gambir menuju Tugu Yogyakarta dengan segala rasa penasaran dan was-was yang bergelut dalam hati. Setibanya di Yogyakarta, Rini telah menunggu dan kami siap untuk melakukan perjalanan.
Rumah Teletubbies menjadi pilihan destinasi pertama saya selesai sarapan Sop Pak Min di Jalan Wonosari. Sepanjang perjalanan saya dan Rini terus bercerita tanpa henti. Mendengar Rini berceloteh seperti sedang mengadu pada kakaknya. Obrolan panjang kami tak terasa saking jauhnya perjalanan Kota Yogya hingga ke Piyungan.
“Rumah Dome Teletubbies, Kak Ben” begitu kata Rini.
Apapun namanya, saya penasaran dengan struktur bangunan rumah domes ini. Rumah yang dibangun untuk korban bencana gempa tahun 2006 lalu. Ya, 2006 lalu seperti yang khalayak ketahui Yogyakarta diguncang gempa 5 skala ricther lebih. Hampir separuh Yogya porak poranda. Tahun itu, saya langsung sigap menghubungi Mbah Uti untuk tahu kondisi terkininya, sedangkan Mama membawa mobil untuk memberikan segala kebutuhan Mbah Uti dari Namec ke Yogya. Mbah uti panik sambal bilang enggak apa-apa. Alhasil, tempat tinggal Mbah Uti rubuh setengah.
Kembali ke rumah domes teletubbies. Ingat tontonan kamu setiap jam 10 pagi dan 5 sore di layer TV? Terus disuapin sama Ibu tapi nolak karena lagi asik bersenandung mengikuti lagunya? Ya. Sampai sekarang saya masih punya boneka Poo itu. Rumah domes ini katanya diberikan oleh salah satu lembaga masyarakat non-pemerintah dan Domes for The World Foundation dengan memberikan bantuan berupa rumah domes yang kini menjadi desa wisata. Rumah domes dirancang seperti setengah lingkaran memang supaya tahan terhadap guncangan. Di Jepang sepertinya sudah terealisasi, tapi membangun rumah menggunakan bambu.
Saat saya memarkirkan kendaraan, pandangan saya langsung tertuju dengan rumah teletubbies yang berwarna-warni ini. Kebetulan saat saya tiba, para warga sedang bergotong-royong mengecat beberapa rumah. Dengan membayar iuran sebesar Rp 5 ribu, kamu sudah dapat melihat seluruh rumah teletubbies tersebut. Kebetulan juga lagi ada acara yang diadakan oleh warga, entah imunisasi atau apa. Yang jelas banyak sekali anak kecil yang membawa balon.
Puas berkeliling di sekitar rumah domes, Rini mengajak saya untuk melihat rumah domes ini dari ketinggian. Ajakan Rini membuat saya semakin penasaran. Akhirnya saya iyakan. Dan benar saja, saking semangatnya kami salah jalan dan mau enggak mau tanya warga sekitar.
Akses menuju bukit melalui jalanan aspal dan cor-an dengan lebar jalur yang enggak seberapa itu. Jalur lika liku membuat Rini berpegangan erat. Mungkin Rini sambal membayangkan jalur Gunung Kidul kali ya.
Dengan membayar tiket masuk Rp 2000, kami sudah dapat naik ke gardu pandang untuk menikmati rumah domes dari ketinggian. Dan hasilnya? Ya, sempurna, lah.
Planet Namec,
19 Juli 2017
Kesayangan Kamu.
Kesayangan Kamu.
Gue kira rumah teletubiesnya disewain
ReplyDeleteDi rumah Teletubbies ga ada wisata kuliner Ben? Salut juga mereka rajin dan kompak maintenance lingkungan mereka sebdiri
ReplyDeleteIni masih dihuni nggak Kak Bena?
ReplyDeleteini tempat penampungan korban bencana alam paling imut-imut yang pernah kulihat...
ReplyDeletewiiih berkali-kali ke Jogja tapi belum sempet mampir ke Rumah Domes Telletubbies ini,jadi penasaran setinggi apa bentuk aslinya. noted buat next trip ke Jogja
ReplyDeleteKeren ih, ajak gwa sih ben kesana yuks.... Jogjaaaa
ReplyDeleteoooh... ini yang rumah tahan gempa itu yakk.. wah keren...
ReplyDeleteSekilas mirip kaya rumah musuhnya Ucil di sinetron Tuyul dan mbak Yul ya, Beb. Wkwkkwkwk nanti ajak ke sini juga ya kalo ke Jogja!
ReplyDeletejadi selain sebagai daya tarik wisata, itu dome ditempatin sama warga yah?
ReplyDeletekamu nyoba masuk gak ke salah satu rumahnya??
Rumah domesnya lucu ya. Itu dicat teletubies semua atau beda-beda, Ben?
ReplyDeletenanti kalo kita ke Jogja, ke sini gak?
Semoga rumah domenya aman dan nyaman untuk warganya.
Lucuuuu, pengen ke sini kalo ke Jogja.
ReplyDeletekeren juga ini. kapan kapan km harus ajak saya kesana
ReplyDeleteajak saya kesana ya ben
ReplyDeleteLucu banget rumahnya. Jadi inget rumah kecil yang dibangun oemerintah buat korban banjir di situbondo dulu... Yg rumahnya hanyut kena banjir bandang dibuatin. Mungkin ukurannya luasnua g beda jauh tp ini bentuknya unik... Kek rumah eskimo.....Di situbondo biasa aja. Ahahah
ReplyDeleteLuamayan lah dari Bantul nih, nginep disana sepertinya asik, suasananya cukup menarik dan itu foto dari atas menarik juga ya, Teh..
ReplyDeleteUnik banget! Kalau gak salah dulu rumah-rumah teletubbies ini masih belum dicat warna-warni gitu. Masih putih gitu lah. Kayaknya ini belum lama ya, jadi warna-warni. Tapi jadi makin caem.
ReplyDeleteOh..kalo di aceh juga banyak rumah bantuan tahan gempa.. tp yg lucu begini gak ada...
ReplyDeletedulu mah taunya ni rumah warna putih, sekarang udah warna-warni aja.
ReplyDeletekirain masuk kesini nggak bayar e, ternyata ada retribusi 5ribu rupiah? hmmm, bolehlah besok mampir misal pas mau pulan ke purworejo :D
Pas gempa Jogja, aku lagi mandi mau berangkat sekolah. Terus buru-buru keluar rumah lewat pintu belakang pake handuk sambil lari wkwkwk
ReplyDeleteKampung Pelangi udah banyak. Rumah Dome yang cuma ada di Jogja :)
rini ini siapa? bolehkah dia nanti menemani aku jalan-jalan di jogja nanti? :D
ReplyDelete