Monday, 30 April 2018

April 30, 2018 1

Menghapus Rindu di Festival Jajanan Bango 2018

Festival Jajanan Bango 2018. Beberapa waktu lalu saya menyempatkan hadir di acara kuliner paling fenomenal, Festival Jajanan Bango 2018. Ajakan dari Tim Imaji (Stephanus) membuat saya berpikir keras katanya diajak oleh Mas Arie Parikesit. Selain lama tidak bersua, saya juga merindukan kami membuat video kuliner bersama tim Imaji.

Festival Jajanan Bango 2018 tahun ini diadakan di dua kota, yakni; Jakarta dan Makassar. Untuk Jakarta berlokasi di Park & Ride Thamrin 10 pada 14-15 April 2018 lalu. Kota kedua di Makassar pada tanggal 5-6 Mei 2018 di Lapangan Karebosi.

Terdapat 83 jenis makanan yang tersaji di FJB 2018 (demikian orang menyebutnya) ini sebagai wujud komitmen Kecap Bango untuk melestarikan warisan kuliner Indonesia. Mulai dari Soto Sokaraja, Pempek, Mie Cakalang, Sate ayam, Nasi goreng hingga baik saya maupun pengunjung bingung memilih yang mana.

Setelah berkeliling di semua booth akhirnya pilihan pertama saya jatuh pada Sate Klatak. Sate klatak khas Yogyakarta ini berhasil menggoyah-goyahkan lidah saya pada setiap gigitan. Padahal kalau saya berada di Jogya enggak pernah mencicipinya. Dengan harga Rp 25.000 pengunjung sudah dapat menikmati 2 tusuk Sate Klatak bersama dengan nasi ataupun lontong. Siang itu panas sekali, pilihan kedua saya jatuh pada Es Oyen, Es Oyen atau yang biasa dikenal dengan es campur sepengetahuan saya berasal dari Bandung. Isian dalam es oyen ini berisi mutiara, kelapa, cendol, serutan es batu, dan gula cair. Jika selera ditambahkan susu.

fjb 2018


gjb 2018

Perut masih mampu menampung jajanan lainnya, akhirnya saya dan kekasih memutuskan untuk mengonsumsi makanan berat. Pilihan saya jatuh pada Soto Sokaraja mylaff. Kangen banget makan Soto Sokaraja langsung dari Purwokerto dan Festival Jajanan Bango ini menghadirkannya. Kekasih saya memilih Mie Aceh Kepiting, rasanya sesuai dengan selera saya namun tidak padanya, katanya pedas.

fjb 2018

fjb 2018

Es Krim Walls juga berkolaborasi pada FJB tahun ini, mereka menyediakan es krim rasa kelapa gratis pada pengunjung. Sungguh enak dan surga sekali 'ya. Terdapat juga jajanan ala Pasar Baroe, yaitu; kikil pedas, usus pedas, kulit ayam. Pilihan jatuh pada Kikil dan usus pedas dari Mas Arie.

fjb 2018

Sehari? Mana cukup. Keesokan harinya saya kembali lagi ke FJB. Kalau hari sebelumnya saya datang pada siang hari, kali ini saya datang lebih sore menjelang malam. Lagi dan kembali saya menikmati es oyen. Bikin nagih sih asli. Kemudian saya membungkus pempek dan martabak kubang. Saya dan Kekasih sempat menikmati empal gentong Cirebon, namun rasanya diluar ekspetasi kami. Kerinduan kami akan kuliner Cirebon sirna begitu saja setelah menikmati empal gentong yang rasanya mengecewakan.

Selesai berkeliling, akhirnya kami evaluasi event ini. Haha. Pada hari pertama memang lebih crowded, mungkin panitia tidak menyangka kalau pengunjung yang hadir akan seuforia ini, lalu pada hari kedua lebih banyak meja dan bangku yang disediakan.

Dengan tiket masuk sebesar Rrp 10.000 pengunjung sudah dapat menikmati seluruh jajanan di Festival Jajanan Bango 2018 ini. Akhir kata namun tidak akan berakhir sampai bertemu di Festival Jajanan Bango 2019. Terima kasih Stephanus, Terima kasih Mas Arie, Terima kasih Kekasih.

Wisma Kodel,
30 April 2018
Kesayangan Kamu.

Wednesday, 11 April 2018

April 11, 2018 1

Permasalahan Transportasi di Ibukota


Jujur aja, transportasi jadi masalah utama beberapa akhir belakangan ini. Bagaimana tidak semua orang maunya naik kendaraan pribadi. Cuma ke supermarket depan komplek saja harus manja-manja naik kendaraan. Belum lagi ojek daring yang makin hari makin merajalela.

Pertanyaan yang selalu timbul dalam benak. Kenapa sih mereka menggunakan kendaraan pribadinya dengan sangat egois? Egois maksud saya di sini adalah ...

Tidakkah kalian lihat kendaraan roda empat yang hanya berisi satu atau dua penumpang? Lalu kendaraan bermotor yang hanya dikendarai seorang diri? Tidakkah itu menyulitkan pengguna jalan yang lain? Hah?!

Akhir-akhir ini saya cukup sering berangkat lebih pagi bersama dengan pasangan saya. Jadi kenyang sekali saya melihat kendaraan sekitar yang berlalu lalang hanya berisi satu/dua penumpang.

Lalu bagaimana nasib angkutan umum? Mari kita bahas pelan-pelan. By the way pada postingan kali ini saya mau ngajak diskusi ya bukan debat.

Yang pertama, angkutan umum yang kecil dan paling banyak nge-time di sekitar stasiun. Jalan bolak-balik dari stasiun hingga ke destinasi terakhir selalu sepi penumpang, hanya terisi dua/empat penumpang.

Kedua, metromini. Padahal sudah banyak begitu tempat duduknya tapi? Masih saja kosong. Dulu orang berbondong-bondong mengejar metromini supaya tidak telat. Tapi ini beda, penumpang sudah tidak lagi peduli dengan metromini. Kalaupun ada yang peduli hanya sedikit. Jadi sekarang lebih sering nge-time-nya dibanding jalan sradak sruduk.

Ketiga, ojek online dan kendaraan online lainnya. Entah kenapa saya merasa ini semakin enggak karuan. Terlalu banyak banget berkeliaran warna hijau di jalan dan tidak memiliki aturan serta tidak tahu tata tertib berkendara dan tata tertib sebagai pengguna jalan.

Keempat, yang baru bisa belajar bekendara. Ambil contoh saja ibu-ibu. Dengan modal kacamata hitam lalu berkendara motor hingga ke jalan raya. Belok kanan atau kiri tidak menggunakan sein. Apalagi ketika akan belok melihat kanan kiri saja enggak. Kalau tertabrak dia yang ngoceh paling lantang. Heran kenapa para suami memperbolehkannya berkendara padahal belum lancar.

Kelima, anak kecil atau anak Sekolah Dasar yang sudah ugal-ugalan menggunakam kendaraan bermotor di jalan. Depan rumah saya bisa dibilang akses kendaraan komplek yang akan keluar masuk komplek. Kalau sudah sore? Bukan main anak ugal-ugalan itu ngebut-ngebutan di dalam komplek. Kalau saya ada di rumah sudah saya marahi anak tersebut peduli setan mau anaknya pejabat atau bukan. Kalau dirasa mengganggu pasti sudah saya marahi. Heran kenapa para orangtua sudah membolehkan untuk berkendara, padahal ada undang-undangnya.

Dulu ada solusinya, nebengers. Ya, dengan solusi nebengers ini pengguna jalan dapat nebeng dari titik temu yang sudah disepakati hingga tujuan akhir yang disepakati juga. Enggak heran dulu banyak sekali kendaraan pribadi yang tetap penuh atau ramai. Terima kasih nebengers. Namun, sekarang semenjak nebengers menggunakan aplikasi jadi minim usernya. Masih ada, hanya saja sedikit. Bahkan saya sendiri juga sudah tidak lagi menggunakan nebengers.

bptj

bptj

Lalu sekarang apa solusinya? Ya naik transportasi yang sudah disediakan dong! Saya termasuk warga yang sering menggunakan transportasi umum terutama commuter line dan Trans Jakarta. Saya tidak akan menggunakan kendaraan bermobil saya untuk bolak-balik ke kantor kecuali ada urusan yang mana saya harus menggunakan kendaraan tersebut. Pemerintah sedang gencar sekali untuk mempromosikan kendaraan bus dan program ganjil genap. Ganjil genap Jakarta sudah berjalan. Ganjil genap Bekasi? Sudah berjalan sudah, sudah lebih baik sekarang. Hamdallah. Ganjil genap Cibubur sedang dalam perencanaan (koreksi jika saya salah). Persoalan bus ini yang masih dilema karena masih banyaknya warga yang enggan numpak bus.

bptj

bptj

bptj

bptj

Warga Bekasi atau yang saya sering sebut Planet Namec mestinya berbangga hati karena pemerintah sudah memperhatikan transportasi untuk kalian termasuk saya. Royal Trans atau APTB hadir di Bekasi dan sekitarnya untuk kalian para pekerja dan para penjemput nafkah di Jakarta. Hanya dengan Rp 10.000 (promosi) dan stop kontak serta kendaraan yang ber-AC kalian bisa menikmati perjalanan di Jalur Khusus cari lagi nama jalurny sembari tidur (jika tidurmu kurang dan semoga enggak kebablasan). Sebagai warga yang taat bayar pajak kita wajib apresiasi usaha pemerintah untuk mengurangi kemacetan ibukota yang kian merajalela. Enggak usahlah kalian beli kendaraan yang DP-nya nol persen. Palsu itu sama kayak janji kampanye kemarin.

11 April 2018,
Dalam perjalanan ke Jakarta.
Kesayangan Kamu.

Psst; Terima kasih untuk foto-fotonya kepada Nidy yang sedang jalan-jalan di Jepang dan Kak Arief yang lagi sibuk mencari kucing dan ayam di Tasik