Pagi itu, saya sudah bangun lebih pagi ketimbang biasanya, saya juga yakin dengan time management yang sudah saya atur sejak semalam tidak akan salah dan tepat. Namun plan hanyalah plan, ternyata Tuhan berkata lain. Kereta listrik kedua di pagi itu berjalan sesuai pada waktunya, namun ketika hendak pindah jalur dan sudah duduk manis di dalam kereta listrik, kereta tersebut tak kunjung jalan. Saya mulai cemas, setelah melihat jadwal ternyata akan berangkat lebih lama dari yang saya perkirakan.
Tanpa pikir panjang, langsung memesan transportasi daring. Saya sudah meminta abang pengemudi buru-buru, tapi kilomenter di spedometernya hanya 40km saja. Gemas. Kereta saya 10 menit lagi berangkat, dan saya masih berada di Matraman dengan segala macetnya Ibukota pada pagi hari. Padahal abangnya sudah izin mau ngebut tapi enggak ngebut-ngebut, malah disengajain jalan lambat dengan KM yang sudah saya sebutkan sebelumnya. Setiba di pemberhentian, saya lari sekencang-kencangnya berlari mengingat waktu yang tersisa tinggal 2 menit untuk kereta berangkat, pilihannya cuma 2 (dua) ketinggalan kereta atau pesan tiket kereta lagi. Sampai di tempat pengecekan tiket, saya hanya menunjukkan tanda pengenal tanpa tiket, kemudian tiket diberikan bapak satpam. Saya berhasil naik gerbong, tidak sampai semenit kereta berangkat dengan tujuan Cirebon.
Ya, 2 (dua) paragraph di atas merupakan drama yang sebenar-benarnya terjadi pagi itu. Saya menghela napas sedalam-dalamnya tanpa pikir panjang siapa orang-orang di sekitar saya. Cirebon, perjalanan ke Cirebon yang entah sudah berapa kali ke sana. Bedanya kali ini dengan Pertamina dan akan mengunjungi site Pengeboran di Jatibarang, tepatnya adalah oil rig PT Pertamina (Persero) EP (Eksplorasi dan Produksi) Asset 3 (tiga) yang mana merupakan anak perusahaan Pertamina di bidang hulu, yang melakukan eksplorasi dan produksi minyak serta gas di Jawa bagian barat. Terdapat 3 (tiga) field yang dimiliki, antara lain; Subang, Tambun, dan Jatibarang. Sepengtahuan saya Pertamina EP Asset 3 (tiga) ini memproduksi minyak lebih dari 12.000 (dua belas ribu) barrel minyak per hari dan gas lebih dari 285.000.000 (dua ratus delapan puluh lima juta) kaki kubik per hari. Berdasarkan data September 2018, ya. Produksi Pertamina EP Asset 3 (tiga) hingga pertengahan September 2018 juga sudah meningkat sebanyak 102% (12.4408 BOPD) dari target RKAP 2018 yakni; 12.138 BOPD dan saat ini produksi gas sudah mencapai 287 MMSCFD.
Hasil produksi gas Pertamina merebak gas ke 25 (dua puluh lima) industri dari berbagai bidang, yang diantaranya; baja, semen, listrik, dan pupuk di area Jawa Barat. Sedangkan untuk minyak dialirkan ke 3 (tiga) kilang, yaitu; Balikpapan, Cilacap, dan Balongan yang kemudian diolah menjadi produk. Bahkan kacamata, kancing baju, pakaian dan semuanya yang kita gunakan sehari-hari terdapat unsur minyak.
Tulisan saya teknikal banget, ya. Kayaknya sudah cocok nih kuliah jurusan perminyakan, nih. Belum selesai sampai di sana, kunjungan ke field Jatibarang ini mengharuskan saya menggunakan atribut lengkap yang biasa di sebut dengan APD (Alat Pelindung Diri). APD ini dipinjamkan dan terdiri dari helm, baju kerja (jumpsuit), dan sepatu boots. Belajar dari pengalaman sebelumnya, saya sudah menggunakan pakaian yang nyaman sebelumnya seperti kaos dan legging, jadi ketika memakai APD enggak perlu keringetan seperti teman-teman lainnya.
Setelah mendengar banyak penjelasan, saya dan lainnya langsung berkunjung ke field yang panasnya masyallah. kacamata hitam saja sampai enggak berpengaruh sama sekali. Sedih aku tuh. Begitu tiba di field langsung berasa banget dehidrasinya. Jatibarang ini menarik untuk saya, cuacanya enggak pakai ampun. Kayaknya ada yang buka pintu enggak ditutup lagi pas lagi jajan es krim ke matahari. Gimana para pekerja yang kerja di sana, ya. Mereka minum berapa galon dalam sehari ya. Hmmm...
Jangan berhenti baca, karena selanjutnya kamu akan saya ajak jalan-jalan sambil berimajinasi di Kilang Minyak Pertamina.
27 September 2018,
Kantor,
Kesayangan Kamu