Umumnya saya, kita, atau bahkan kamu yang bertempat tinggal
di Ibukota akan memilih destinasi liburan ke Bogor atau Bandung. Benar kan?
Tidak banyak yang berpikiran untuk melakukan wisata di Kota Serang, padahal ada
banyak hal yang menarik di kota Serang, mulai dari kuliner hingga wisata
Budaya. Apalagi bagi sebagian orang, kota Serang terkenal dengan kota santri,
jelas Serang memiliki pengaruh besar dalam penyebaran Islam terutama di Jawa
Barat dan DKI Jakarta.
Karena letak geografis kota Serang yang strategis ini
membuatnya menjadi kota dan pelabuhan sekaligus menjadi pintu masuknya ajaran
agama islam. Benalicious, juga udah pada tahu, kan? In a fact, dulunya di
Serang berdiri kerajaan islam yang lebih dikenal dengan Kesultanan Banten, dan
sekarang sisa-sisa kerjaan itulah yang menjadi destinasi wisata. Apa saja
destinasi wisata tersebut?
Museum Negeri Provinsi
Dahulu bangunan ini merupakan kantor dari
residen Banten kemudian berubah menjadi Pendopo Gubernur Banten (setelah Banten
menjadi provinsi.) Museum yang diresmikan pada tanggal 29 Oktober 2015 ini
menjadi salah satu cagar budaya di Banten yang saying untuk dilewatkan ketika
berwisata ke Banten.
Di museum ini kurang lebih sama seperti
Museum Purwakarta yang memanfaatkan teknologi digital, seperti hologram,
Virtual Reality, dan informasi lainnya yang disampaikan menggunakan audio. Agar
tetap tercipta peninggalan sejarahnya, museum ini juga dilengkapi dengan
beragam koleksi, seperti; keramik, keris pusaka, fosil badak bercula satu,
arca, dan lainnya.
Museum Batik
Di museum ini, tersedia pelatihan membuat
batik sekaligus tempat pembuatan batiknya. Para pengunjung dapat melihat
langsung beragam pembuatannya sekaligus membuat batik karya-nya sendiri. Tidak hanya
Yogya dan Solo, ternyata di Banten juga cukup terkenal dengan batik-nya, yang
biasa disebut dengan Batik Banten. Motif dari Batik Banten ini diambil dari
benda-benda purbakala serta sejarah, sedangkan warnanya cenderung abu-abu soft
(karena kondisi kadar air di Banten, mengandung zat besi yang tinggi.) Jika
pengunjung tertarik dengan batik Banten, dapat membelinya di lokasi.
Berkunjung ke Gol A Gong
Didirikan dengan semangat untuk menyebarkan
literasi sekaligus menjadi tempat pendidikan seni dan kreatifitas sejak 3 Maret
2002. Bangunan ini merupakan perpustakaan, gedung kesenian, pendopo, dan teater
terbuka. Tidak hanya itu, di sini juga terdapat learning center guna meningkatkan kualitas sumber daya anak-anak
dan remaja sebagai penerus di Banten, khususnya.
Menurut informasi yang saya dapatkan, rumah
dunia ini adalah kawah candradimuka bagi para penulis yang kemampuannya nol
bahkan minus, yang mempunyai peluang kecil untuk diterima di tempat pelatihan
atau penerbit lain.
Masjid Agung Banten
Kubah dari masjid ini berarsitektur
Tionghoa yang memang sekilas mirip pagoda. Karya seni ini merupakan hasil dari
Tjek Ban Tjut. Lalu 2 (dua) buah serambi yang dibangun menjadi pelengkap di
sisi utara dan selatan bangunan utama.
Menara berada di sebelah timur masjid
dengan ketinggian lebih dari 24 meter. Sekilas menyerupai Menara mercusuar,
dari atas sini dapat melihat pemandangan kota Banten Lama, serta laut Jawa di
Utara.
Keraton Surosowan ini adalah tempat tinggal
dari Sultan Banten yang dibangun sekitar tahun 1552 kemudian tempat ini dihancurkan
Belanda di masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa di tahun 1680. Sudah
diperbaiki lalu dihancurkan kembali pada tahun 1813 karena sultan terakhir
yakni, Sultan Rafiudin tidak mau tunduk pada Belanda.
Tidak jauh dari Masjid Agung Banten
terdapat Keraton Surosowan, di dalamnya memang hanya tersisa dasar dari
bangunan serta puing-puing peninggalan keraton, namun Benteng Surosowan ini
masih berdiri tegak hingga hari ini. Dikenal dengan nama lain yakni Gedung
Kedaton Pakuwan dan masih dibangun oleh Maulana Hasanuddin. Di sini hanya
tersisa reruntuhan, tumpukan batu bata merah, dan batu karang yang masih tampak
membentuk sebuah bangunan keraton.
Secara lokasi, Istana Keraton Kaibon ini
dibangun menghadap Barat dengan kanal pada bagian depannya. Kanal tersebut
berfungsi sebagai jalur transportasi untuk menuju Keraton Surosowan yang
letaknya di bagian Utara. Sedangkan pada bagian depan Keraton dibatasi dengan
gerbang yang memiliki 5 pintu. Arti lima ini mengikuti jumlah shalat dalam satu
hari yang dilakukan oleh umat muslim.
Istana Keraton Kaibon ini bisa dikatakan
sebagai peninggalan dari kerajaan Banten yang masih tersisa bentuknya. Kaibon
sendiri berasal dari ka-ibu-an atau keibuan, yaitu tempat tinggal yang
dikhususkan untuk Ratu Aisyah yang mana merupakan Ibunda dari Sultan
Syafiuddin. Karena masih belia saat menerima tahta sebagi sultan maka Sultan
Syafiuddin dibantu oleh Ibunda untuk menjalankan roda pemerintahan di
Kesultanan Banten.
Hendrick Loocaszoon Cardeel membangun
sebuah benteng megah di tahun 1681-1684 yakni pada masa Sultan Abu Nas Abdul
Qohar, kemudian Benteng ini diberikan nama Speelwijk sebagai bentuk
penghormatan terhadap seorang jendral Belanda, yaitu Cornelis Janszoon
Speelman.
Dahulu, Benteng ini digunakan untuk
memantau langsung ke Selat Sunda, sekaligus menjadi kediaman komunnitas Belanda
di Banten.
Meskipun hanya tersisa reruntuhan, Benteng
Speelwijk masih menyisakan ruang bawah tanah atau bungker yang menghubungkan
dengan lorong di bagian barat. Bungker ini berfungsi sebagai tempat tahanan
para tawanan perang, maupun tempat penyimpanan Meriam dan alat pertahanan.
Vihara Avalokitesvara
Vihara ini menjadi bukti adanya keberagaman
dan harmonisasi antar umat beragama yang ada di Banten Lama. Lokasinya tidak
begitu jauh dari Benteng Speelwijk. Konon, vihara ini sudah dibangun sejak abad
ke-16 dan dikatakan sebagai vihara tertua di Banten.
Sejarah pembangunan dari vihara ini
berkaitan dengan Syarif Hidayatullah atau yang lebih dikenal dengan nama Sunan
Gunung Jati. Seorang tokoh penyebar Islam di tanah Jawa, yang memiliki seorang
istri keturunan Kaisar Tiongkok bernama Putri Ong Tien.
Melihat banyak pengikut putri yang masih
memegang teguh keyakinannya, Sunan Gunung Jati akhirnya membangun vihara ini
pada tahun 1542 di wilayah Banten, tepatnya di DDesa Dermayon dekat dengan
Masjid Agung Banten. Sayangnya, pada tahun 1774 vihara ini dipindahkan ke
kawasan Pamarican hingga kini.
Museum Banten Lama
Terletak di kawasan Banten Lama, tepatnya di Desa Banten, Kecamatan Kasemen. Museum situs kepurbakalaan ini berjarak 12 km arah utara dari pusat kota serang. Saat masuk ke museum akan di sambut dengan meriam Ki Amuk yang memiliki ukuran 2,5 m dan terbuat dari tembaga. Konon, meriam ini merupakan hasil rampasan dari tentara portugis saat ingin menguasai kota Banten.
Selain itu, terdapat pula gerabah yang sudah terlihat retak namun masih terlihat kuat dan memperlihatkan sisa-sisa kejayaan pada zaman Kerajaan Banten. Tersedia pula gambar-gambar menarik yang menceritakan dua utusan Banten dikirim ke Inggris tahun 1682. Di bagian belakang museum juga terdapat peninggalan perabotan rumah tangga kuno. Isinya berupa keramik, gelas, dan mangkuk semuanya di dominasi dengan warna putih.
Semua destinasi wisata di atas dapat di tempuh dengan waktu 3 jam melalui tol Jakarta Merak dan keluar di Serang Barat. Kekayaan sejarah Indonesia pada masa lampau masih tersimpan rapih dan rapuh di sana. Pada masa kejayaan, Kerajaan Banten pernah memonopoli lada dan menjadi tempat perdagangan yang ramai dengan penduduk yang multietnis.
Selain Karena daerahnya yang multietnis, struktur kotanya
juga sudah maju. Bagaimana kerajaan Banten membuat sebuah kolam bernama Tasik
Ardi yang berfungsi sebagai penampung air, tempat peristirahatan dan pemandian
bagi keluarga di kerajaan Banten.
Peninggalan sejarah kerajaan Banten perlu dilestarikan,
setidaknya tidak merusak dan melakukan vandalism maupun mencurinya. Ajak
kesayangan kamu untuk menikmati destinasi wisata budaya yang ada di Banten!
12 November 2018,
Liberica,
Kesayangan Kamu.
Psst, beberapa foto dibantu oleh derus.
Kesayangan Kamu.
Psst, beberapa foto dibantu oleh derus.
Perjalanan ini adalah undangan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Saya dan teman-teman media serta blogger mengeksplor beberapa tempat wisata budaya di Serang, Banten. Silahkan juga cek foto-fotonya di Twitter dan Instagram dengan hashtag #PesonaCagarBudaya #Cagarbudayaku #PesonaIndonesia
Banyak ya ternyata. AKu baru tau, padahal sering bolak-balik Serang. Ke sana ahh... ke tempat yang Bena tulis di sini. :))
ReplyDeleteiya bener mbak Bena, udah niat mau jelajah Serang kok ya nggak kesampaian aja..
ReplyDeletepadahal banyak banget ya obyek peninggalan dan budayanya disini
Enam tahun lebih jadi anak Serang tapi belum pernah ke tempat-tempat keren di sini rasanya menyesal juga ya. Maklum dulu ditaruh di hutan, jadi susah beperjalanan.
ReplyDeleteTapi boleh nih buat jadi referensi kalau jalan-jalan ke Serang lagi. Secara masih dekat dari Jakarta hehehe