Friday, 21 December 2018

Destinasi wisata budaya di Serang

Umumnya saya, kita, atau bahkan kamu yang bertempat tinggal di Ibukota akan memilih destinasi liburan ke Bogor atau Bandung. Benar kan? Tidak banyak yang berpikiran untuk melakukan wisata di Kota Serang, padahal ada banyak hal yang menarik di kota Serang, mulai dari kuliner hingga wisata Budaya. Apalagi bagi sebagian orang, kota Serang terkenal dengan kota santri, jelas Serang memiliki pengaruh besar dalam penyebaran Islam terutama di Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Karena letak geografis kota Serang yang strategis ini membuatnya menjadi kota dan pelabuhan sekaligus menjadi pintu masuknya ajaran agama islam. Benalicious, juga udah pada tahu, kan? In a fact, dulunya di Serang berdiri kerajaan islam yang lebih dikenal dengan Kesultanan Banten, dan sekarang sisa-sisa kerjaan itulah yang menjadi destinasi wisata. Apa saja destinasi wisata tersebut?

Museum Negeri Provinsi

banten

Dahulu bangunan ini merupakan kantor dari residen Banten kemudian berubah menjadi Pendopo Gubernur Banten (setelah Banten menjadi provinsi.) Museum yang diresmikan pada tanggal 29 Oktober 2015 ini menjadi salah satu cagar budaya di Banten yang saying untuk dilewatkan ketika berwisata ke Banten.

Di museum ini kurang lebih sama seperti Museum Purwakarta yang memanfaatkan teknologi digital, seperti hologram, Virtual Reality, dan informasi lainnya yang disampaikan menggunakan audio. Agar tetap tercipta peninggalan sejarahnya, museum ini juga dilengkapi dengan beragam koleksi, seperti; keramik, keris pusaka, fosil badak bercula satu, arca, dan lainnya.

Museum Batik

banten

banten

Di museum ini, tersedia pelatihan membuat batik sekaligus tempat pembuatan batiknya. Para pengunjung dapat melihat langsung beragam pembuatannya sekaligus membuat batik karya-nya sendiri. Tidak hanya Yogya dan Solo, ternyata di Banten juga cukup terkenal dengan batik-nya, yang biasa disebut dengan Batik Banten. Motif dari Batik Banten ini diambil dari benda-benda purbakala serta sejarah, sedangkan warnanya cenderung abu-abu soft (karena kondisi kadar air di Banten, mengandung zat besi yang tinggi.) Jika pengunjung tertarik dengan batik Banten, dapat membelinya di lokasi.

Berkunjung ke Gol A Gong

banten

Didirikan dengan semangat untuk menyebarkan literasi sekaligus menjadi tempat pendidikan seni dan kreatifitas sejak 3 Maret 2002. Bangunan ini merupakan perpustakaan, gedung kesenian, pendopo, dan teater terbuka. Tidak hanya itu, di sini juga terdapat learning center guna meningkatkan kualitas sumber daya anak-anak dan remaja sebagai penerus di Banten, khususnya.

Menurut informasi yang saya dapatkan, rumah dunia ini adalah kawah candradimuka bagi para penulis yang kemampuannya nol bahkan minus, yang mempunyai peluang kecil untuk diterima di tempat pelatihan atau penerbit lain.

Masjid Agung Banten

banten

Salah satu Masjid tertua di Indonesia, tersohor karena Menara masjidnya. Menara masjid ini adalah lambing dari provinsi Banten. Dibangun sekitar tahun 1556 oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama dari Kesultanan Banten ia dalah putra pertama dari Sunan Gunung Jati.

Kubah dari masjid ini berarsitektur Tionghoa yang memang sekilas mirip pagoda. Karya seni ini merupakan hasil dari Tjek Ban Tjut. Lalu 2 (dua) buah serambi yang dibangun menjadi pelengkap di sisi utara dan selatan bangunan utama.

Menara berada di sebelah timur masjid dengan ketinggian lebih dari 24 meter. Sekilas menyerupai Menara mercusuar, dari atas sini dapat melihat pemandangan kota Banten Lama, serta laut Jawa di Utara.

Keraton Surosowan


banten

Keraton Surosowan ini adalah tempat tinggal dari Sultan Banten yang dibangun sekitar tahun 1552 kemudian tempat ini dihancurkan Belanda di masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa di tahun 1680. Sudah diperbaiki lalu dihancurkan kembali pada tahun 1813 karena sultan terakhir yakni, Sultan Rafiudin tidak mau tunduk pada Belanda.

Tidak jauh dari Masjid Agung Banten terdapat Keraton Surosowan, di dalamnya memang hanya tersisa dasar dari bangunan serta puing-puing peninggalan keraton, namun Benteng Surosowan ini masih berdiri tegak hingga hari ini. Dikenal dengan nama lain yakni Gedung Kedaton Pakuwan dan masih dibangun oleh Maulana Hasanuddin. Di sini hanya tersisa reruntuhan, tumpukan batu bata merah, dan batu karang yang masih tampak membentuk sebuah bangunan keraton.

Istana Keraton Kaibon

banten

Secara lokasi, Istana Keraton Kaibon ini dibangun menghadap Barat dengan kanal pada bagian depannya. Kanal tersebut berfungsi sebagai jalur transportasi untuk menuju Keraton Surosowan yang letaknya di bagian Utara. Sedangkan pada bagian depan Keraton dibatasi dengan gerbang yang memiliki 5 pintu. Arti lima ini mengikuti jumlah shalat dalam satu hari yang dilakukan oleh umat muslim.

Istana Keraton Kaibon ini bisa dikatakan sebagai peninggalan dari kerajaan Banten yang masih tersisa bentuknya. Kaibon sendiri berasal dari ka-ibu-an atau keibuan, yaitu tempat tinggal yang dikhususkan untuk Ratu Aisyah yang mana merupakan Ibunda dari Sultan Syafiuddin. Karena masih belia saat menerima tahta sebagi sultan maka Sultan Syafiuddin dibantu oleh Ibunda untuk menjalankan roda pemerintahan di Kesultanan Banten.

Benteng Speelwijk

banten

banten

banten

Hendrick Loocaszoon Cardeel membangun sebuah benteng megah di tahun 1681-1684 yakni pada masa Sultan Abu Nas Abdul Qohar, kemudian Benteng ini diberikan nama Speelwijk sebagai bentuk penghormatan terhadap seorang jendral Belanda, yaitu Cornelis Janszoon Speelman.

Dahulu, Benteng ini digunakan untuk memantau langsung ke Selat Sunda, sekaligus menjadi kediaman komunnitas Belanda di Banten.

Meskipun hanya tersisa reruntuhan, Benteng Speelwijk masih menyisakan ruang bawah tanah atau bungker yang menghubungkan dengan lorong di bagian barat. Bungker ini berfungsi sebagai tempat tahanan para tawanan perang, maupun tempat penyimpanan Meriam dan alat pertahanan.

Vihara Avalokitesvara

banten

Vihara ini menjadi bukti adanya keberagaman dan harmonisasi antar umat beragama yang ada di Banten Lama. Lokasinya tidak begitu jauh dari Benteng Speelwijk. Konon, vihara ini sudah dibangun sejak abad ke-16 dan dikatakan sebagai vihara tertua di Banten.

Sejarah pembangunan dari vihara ini berkaitan dengan Syarif Hidayatullah atau yang lebih dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati. Seorang tokoh penyebar Islam di tanah Jawa, yang memiliki seorang istri keturunan Kaisar Tiongkok bernama Putri Ong Tien.

Melihat banyak pengikut putri yang masih memegang teguh keyakinannya, Sunan Gunung Jati akhirnya membangun vihara ini pada tahun 1542 di wilayah Banten, tepatnya di DDesa Dermayon dekat dengan Masjid Agung Banten. Sayangnya, pada tahun 1774 vihara ini dipindahkan ke kawasan Pamarican hingga kini.

Museum Banten Lama

banten

banten

banten

Terletak di kawasan Banten Lama, tepatnya di Desa Banten, Kecamatan Kasemen. Museum situs kepurbakalaan ini berjarak 12 km arah utara dari pusat kota serang. Saat masuk ke museum akan di sambut dengan meriam Ki Amuk yang memiliki ukuran 2,5 m dan terbuat dari tembaga. Konon, meriam ini merupakan hasil rampasan dari tentara portugis saat ingin menguasai kota Banten.

Selain itu, terdapat pula gerabah yang sudah terlihat retak namun masih terlihat kuat dan memperlihatkan sisa-sisa kejayaan pada zaman Kerajaan Banten. Tersedia pula gambar-gambar menarik yang menceritakan dua utusan Banten dikirim ke Inggris tahun 1682. Di bagian belakang museum juga terdapat peninggalan perabotan rumah tangga kuno. Isinya berupa keramik, gelas, dan mangkuk semuanya di dominasi dengan warna putih.

Semua destinasi wisata di atas dapat di tempuh dengan waktu 3 jam melalui tol Jakarta Merak dan keluar di Serang Barat. Kekayaan sejarah Indonesia pada masa lampau masih tersimpan rapih dan rapuh di sana. Pada masa kejayaan, Kerajaan Banten pernah memonopoli lada dan menjadi tempat perdagangan yang ramai dengan penduduk yang multietnis.

Selain Karena daerahnya yang multietnis, struktur kotanya juga sudah maju. Bagaimana kerajaan Banten membuat sebuah kolam bernama Tasik Ardi yang berfungsi sebagai penampung air, tempat peristirahatan dan pemandian bagi keluarga di kerajaan Banten.

Peninggalan sejarah kerajaan Banten perlu dilestarikan, setidaknya tidak merusak dan melakukan vandalism maupun mencurinya. Ajak kesayangan kamu untuk menikmati destinasi wisata budaya yang ada di Banten!

12 November 2018,
Liberica,
Kesayangan Kamu.

Psst, beberapa foto dibantu oleh derus.

Perjalanan ini adalah undangan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Saya dan teman-teman media serta blogger mengeksplor beberapa tempat wisata budaya di Serang, Banten. Silahkan juga cek foto-fotonya di Twitter dan Instagram dengan hashtag #PesonaCagarBudaya #Cagarbudayaku #PesonaIndonesia

3 comments:

  1. Banyak ya ternyata. AKu baru tau, padahal sering bolak-balik Serang. Ke sana ahh... ke tempat yang Bena tulis di sini. :))

    ReplyDelete
  2. iya bener mbak Bena, udah niat mau jelajah Serang kok ya nggak kesampaian aja..
    padahal banyak banget ya obyek peninggalan dan budayanya disini

    ReplyDelete
  3. Enam tahun lebih jadi anak Serang tapi belum pernah ke tempat-tempat keren di sini rasanya menyesal juga ya. Maklum dulu ditaruh di hutan, jadi susah beperjalanan.

    Tapi boleh nih buat jadi referensi kalau jalan-jalan ke Serang lagi. Secara masih dekat dari Jakarta hehehe

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar dengan baik dan sopan kalau mau jadi kesayangan aku :) JANGAN PAKAI AKTIF LINK YA!
Jika ingin kasih sayang berlebih bisa ke benbenavita @ gmail . com