Wednesday, 6 November 2019

November 06, 2019 1

Tolak Plastik Sekali Pakai bersama Ades dan Gojek

Semenjak bekerja pada negara saya menjadi semakin notice dengan masalah sampah plastik. Terlebih lagi, tempat saya bekerja menangani bidang kelautan dan perikanan, tentunya ini membuat saya lebih berhati-hati dalam menggunakan plastik sekali pakai. “Tolak Plastik Sekali Pakai” begitulah bunyi campaign-nya.

Saat ini beragam komunitas banyak gembar-gembor pada campaign “sampah plastik” aktivis lingkungan pun mulai banyak show off. Bukan tidak mungkin memang di zaman yang serba digital ini tidak ada satupun jejak digital para aktivis. Bagus kok, saya mendukung :) karena semuanya pasti punya niat dan alasan yang murni terutama alasan untuk menjaga bumi, benar bukan?

Nah, #NiatMurni ini juga dilakukan oleh Ades dan Gojek. Iya, Ades kemasan air minum yang mana bagian dari Cola-cola Indonesia itu. Niat murni yang dilakukan oleh Ades dan Gojek ini sebagai bentuk gerakan nyata melanjutkan inisiatis serta usaha untuk mengelola plastik botol bekas. Nah lho, botol bekas? Iya, program ini langkah bersama untuk membantu masyarakat agar dapat secara aktif lebih memahami dan berpartisipasi dalam upaya peduli lingkungan, tentunya dengan memadupadankan teknologi sebagai platform untuk mendorong ekosistem ekonomi sirkular di Indonesia.


Melalui Ades dan Gojek, kamu bisa dengan mudah mengirimkan kemasan plastik botol bekal ke bank sampah terdekat sehingga dapat memberikan dampak yang baik untuk pemeliharaan lingkungan. Kamu bisa memulainya dari hal yang terdekat yakni limbah rumah tangga, dan dimulai dari diri sendiri yang masih menggunakan air minum kemasan. Simpelnya, kamu mengumpulkan botol bekas dan mengirimkannya dengan inovasi teknologi GoSend dan mengantarkannya ke bank sampah terdekat dengan dukungan dari Waste4Change.




Ayo cung siapa yang masih sering buang sampah sembarangan terutama plastik sekali pakai? Sudah tahu belum jumlah sampah plastik di Indonesia mencapai 7,2 juta ton dan kamu masih mau menambah sampah plastik sekali pakai? Hmm, bukan main. Buang sampah sembarang bukan hanya menyakiti diri sendiri, melainkan bumi dan mahkluk hidup lainnya, terutama biota laut. Mereka tidak mengonsumsi apapun yang berbahan plastik tapi dengan tidak sengaja justru mengonsumsinya. Gimana sih kalimatnya kok njelimet begini? Sebagai contoh, penyu di laut harus dengan sangan terpaksa mengonsumsi sampah plastik yang kamu buang di laut karena penyu mengira itu adalah makanannya, padahal bukan.


Sebentar, familiar dengan Waste4Change? Nah, Ades dan Gojek juga berkolaborasi dengan Waste4Change yang mana merupakan bagian dari inisiatif #NiatMurni Ades sebagai gerakan nyata yang melanjutkan inisiatif serta usaha mengelola kemasan botol plastik. Ini yang paling ditunggu khalayak, kolaborasi ini memberikan nilai ekonomi juga pada setiap pengiriman kemasan botol plastik. Bagaimana? Baca perlahan 50 kemasan botol plastik bekas yang dikirimkan ke bank sampah akan mendapatkan 2000 poin. Poin tersebut dapat kamu tukarkan dengan token PLN, pulsa, atau GoPay. Sebagai langkah awal, Sinergi #NiatMurni ini akan dijalnkan selama 3 bulan untuk kemudian ditinjau kembali serta melihat perubahan perilaku sudut pandang masyarakat dalam melihat kemasan botol plastik sekali pakai.

Hmm, kalau saya sih sudah setahun belakangan ini selalu menggunakan botol air minum sendiri yang memang sengaja saya bawa dari rumah. Lemari kotak bekal saya penuh dengan botol air minum dan kotak bekal serta rantang. Kenapa? Karena saya sadar akan bahasa sampah plastik. Sederhananya, saya masih ingin anak dan cucu saya menikmati bumi yang hijau dan asri, melihat biota langka yang hanya ada di Indonesia. Biar apapun kebijakan aktivis, pemerintah, dan komunitas apapun kalau tidak dimulai dari diri sendiri tetap akan susah. Intinya, mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, mulai dari sekarang.

Anyway, thank you Imawan foto-fotonya.

Palembang,
3 November 2019
Kesayangan Kamu.